Pada awal tahun 1960-an, para astronom mendeteksi sinyal radio kuat yang datang dari benda samar mirip bintang. Mereka menyebutnya quasar, quasi-stellar radio source (sumber radio mirip bintang). Spektrum sumber yang penuh misteri ini memperlihatkan garis pancaran yang tergeser jauh ke merah. Artinya, sumber itu jauh dari Bumi dan sedang menjauh dengan sangat cepat.
Lebih dari itu, quasar rupanya lebih kecil dari galaksi. Aneh bahwa benda dengan ukuran itu masih mengeluarkan radiasi begitu kuat. Dalam kesimpulan astronom, quasar memiliki kecerlangan yang tak dapat dimengerti—beberapa quasar setrilium kali lebih terang daripada Matahari. Menurut teori, quasar adalah pusat bayi galaksi, yang sangat cemerlang akibat gaya gravitasi lubang hitam raksasa yang terpendam di dalamnya. Quasar juga tampak samar karena jauh sekali.
Quasar paling dekat berjarak tiga miliar tahun cahaya dari Bumi, dan yang paling jauh mungkin enam kali lebih jauh. Para astronom masih harus menemukan benda yang lebih jauh atau lebih tua daripada quasar: beberapa berasal dari zaman ketika alam semesta baru berumur dua miliar tahun. Jadi, quasar adalah jendela ke masa lalu, suatu peluang bagi ppara ilmuwan untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang kondisi sesaat setelah terjadinya Dentuman Besar.
Evolusi Kosmik
Melihat antariksa dari Bumi berarti menoleh ke masa lalu, seperti terungkap dalam kerucut pemandangan alam semesta ini.Galaksi tetangga berjarak 10 juta tahun cahaya terlihat dalam keadaannya 10 juta tahun yang lalu karena cahayanya memerlukan waktu sepanjang itu untuk mencapai kita.
Ujung jauh kerucut itu menggambarkan tahun-tahun awal sesudah Dentuman Besar, ketika alam semesta bercahaya dengan radiasi latar belakang kosmos. Menyusul pendinginan cepat ketika materi memadat menjadi protogalaksi. Quasar pertama yang ditemukan hanya berjarak tiga miliar tahun cahaya. Quasar muda ini mungkin galaksi yang sedang terbentuk. Mendekati masa kini, quasar menghilang dan berganti dengan galaksi "biasa" yang jumlahnya lebih banyak.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR