Para peneliti dari Denmark melaporkan pekan lalu bahwa olahraga dengan intensitas tinggi mencegah gejala-gejala neuropsikiatri - agresi, sifat lekas marah, berkhayal yang tidak-tidak - pada lansia dengan Alzheimer ringan.
Para peneliti di University of Copenhagen mempelajari 200 lansia selama empat bulan, dan tidak menemukan perbaikan ingatan, walaupun mereka yang berolahraga dengan intensitas paling tinggi tercatat lebih cekatan dan lebih mudah berkonsentrasi.
!break!Tapi peningkatan kualitas hidup penting artinya karena gejala-gejala neuropsikiatri dapat menjadikan perawatan lebih rumit dan ini adalah salah satu alasan banyak anggota keluarga mengirim orang tercinta mereka yang menderita demensia ke panti jompo, menurut Ryan.
Di University of British Columbia, Kanada, periset mempelajari 60 lansia dengan berbagai tingkatan gangguan ingatan - yang disebabkan penyumbatan pembuluh darah - dan menemukan bahwa peserta mencatat hasil yang lebih baik pada uji kognitif setelah berlatih rutin di treadmill selama enam bulan.
Kembali di North Carolina, seorang peserta studi yang dilakukan Baker mengatakan bahwa olahraga secara rutin memang tidak mudah bagi para peserta studi pada awalnya, tapi ia senang dengan hasilnya. Michael Gendy, 62 tahun, mengatakan ia tidak pernah merasa ada gangguan ingatan sebelumnya, tapi sekarang ia mengatakan ia tidak mudah lelah setelah menaiki tangga, tidur lebih pulas dan sesekali merasa ingatannya berfungsi lebih cepat.
Ia mengatakan latihan yang ia ikuti membantunya menyadari betapa pentingnya untuk berolahraga.
Baker mengatakan lansia yang tidak aktif dapat belajar untuk berolahraga dengan aman tapi harus melakukannya secara bertahap, mulai dengan latihan selama 10 menit.
"Kita memanjakan mereka," katanya. "Mereka takut masuk ke tempat olahraga. Mereka tidak percaya diri pada kemampuan mereka. Kita memberi mereka bimbingan intensif satu per satu."
Gendy mencoba untuk meneruskan rutinitasnya berolahraga, dengan berjalan cepat setiap sore atau mengendarai sepeda walaupun di tengah musim panas yang terik dan mendaftarkan diri untuk sesekali mengikuti kelas di pusat kebugaran setempat.
"Saya akan terus berolahraga selama saya masih bisa, selama tulang dan otot dan otak saya masih bisa tahan," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR