Dewasa ini, kurang dari 4000 ekor harimau hidup di hutan-hutan Asia. Sungguh menyedihkan, mengingat fakta bahwa total itu hanyalah 7% dari keselurahan jumlah populasi harimau yang tercatat hidup sejak zaman dulu.
Menurut laporan yang dimuat dalam jurnal Science Advances Juni lalu, berkurangnya populasi harimau yang begitu signifikan merupakan akibat dari kurangnya pendataan jumlah subspesies harimau, sehingga tidak ada analisis komprehensif akan variasi harimau Asia yang harus dilindungi.
Dalam studi yang dilakukan oleh tim peneliti dan bertempat di Max Plank Institute for Ornithology, Jerman ini, mereka menganalisis seluruh variasi subspesies yang ditemukan menggunakan data morfologis, ekologi, dan molekuler.
Dari hasil analisis, terungkap bahwa hanya terdapat sedikit perbedaan (variasi) yang dimiliki tiap subspesies. Dari data molekuler, peneliti menemukan bahwa hanya ada sedikit perbedaan dari keberagaman harimau akibat terjadi penurunan jumlah populasi yang disebut dengan istilah Late Pleistocene.
Dari kesembilan subspesies yang diteliti, hanya dua subspesies harimau yang diketahui memiliki perbedaan signifikan, yakni subspesies harimau Sunda (Panthera tigris sondaica) dan harimau benua (continental tiger atau Panthera tigris tigris).
Peneliti berharap, dari hasil studi ini mampu membantu penelitian selanjutnya terkait taksonomi harimau, sehingga memudahkan lembaga konservasi untuk melindungi dan mencegah berkurangnya populasi harimau di masa yang akan datang. Terlebih lagi, untuk mencegah tiap subspesies harimau dari bahaya kepunahan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR