Dalam laporan studi yang dimuat jurnal Nature Communications pada Selasa (28/7) lalu, dijelaskan bahwa ternyata manusia Pygmy yang kerap ditemukan di Afrika lahir dengan ukuran tubuh normal, tetapi mengalami keterlambatan tumbuh di masa awal balita.
Kaum Pygmy adalah sebutan untuk populasi manusia pemburu yang memiliki kelainan genetis sehingga memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter.
Disebutkan dalam laporan studi tersebut, para ilmuwan menduga bahwa anak-anak kerdil di Afrika Barat dan Afrika Timur memiliki pola tumbuh yang berbeda. Selain itu, penelitian yang dilakukan sepanjang tahun 2014 ini menunjukkan bahwa ada pola evolusi berbeda di antara keduanya, tak hanya disebabkan oleh faktor malnutrisi.
Penelitian yang diketuai oleh Fernando Ramirez Rozzi, yang telah meneliti salah satu kelompok manusia Pygmy di Afrika selama delapan tahun, suku Baka, mengalami hambatan untuk mendapatkan data pertumbuhan anggota suku nomaden tersebut secara akurat. Ia menjelaskan, kecenderungan suku Baka untuk terus menerus berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam kurun waktu kurang dari satu tahun membuatnya kesulitan melacak jejak keberadaan suku Baka. Selain itu, anggota suku Baka acapkali tak tahu waktu kelahiran mereka. Padahal, data kelahiran sangatlah berpengaruh dalam penelitian terkait data pertumbuhan.
Meski demikian, tim peneliti Rozzi berhasil mendapatkan data kelahiran akurat suku Baka dari sekelompok biarawati yang telah mendata sejak tahun 1980an. Dari data tersebut, mereka menemukan bahwa bayi-bayi suku Baka lahir dengan berat yang normal, sama seperti bayi normal yang lahir di Prancis.Namun, pertumbuhan berat dan tinggi mereka terhenti total saat mereka mencapai usia tiga bulan.
Hasil penelitian yang ditemukan tim Rozzi itu berlawanan dengan teori yang didapat dari penelitian terdahulu, yang mengungkap bahwa manusia Pygmy bertubuh pendek karena perlambatan kecepatan tumbuh kala remaja.
Rozzi juga mengungkap, populasi manusia Pygmy di Afrika Timur memiliki pola tumbuh yang berbeda dari yang dialami suku Baka. Di sana, bayi lahir dengan ukuran sangat kecil dan bertahan seperti demikian.
Dari kedua simpulan tersebut, Rozzi dan timnya percaya bahwa ukuran pendek tubuh manusia Pygmy tidak diturunkan dari leluhur mereka, melainkan berevolusi secara mandiri bergantung pada faktor lingkungan tempat mereka tinggal.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR