Nenek moyang Walrus dulunya lahir dan berkembang di pantai Jepang.
Dari hasil studi terbaru, dijelaskan pula bahwa walrus zaman dulu tak memiliki gading seperti yang dimiliki walrus modern saat ini. Alih-alih gading, walrus purba yang diduga berukuran sepanjang tiga meter itu memiliki gigi taring dengan panjang sekitar 86,3 mm.
Dengan bentuknya yang demikian, walrus purba lebih terlihat seperti singa laut modern daripada walrus.
Rekonstruksi walrus purba itu didapat dari temuan fosil walrus jantan pada tahun 1977 di Hokkaido, Jepang. Tim peneliti yang tergabung dalam studi menamakan spesies jantan walrus tersebut dengan Archaeodobenus akamatsui. Dalam bahasa Latin, archaios berarti purba, sementara akamatsui diambil dari nama seorang kurator emeritus di Museum Hokkaido yang membantu tim sepanjang penelitian.
Hasil studi yang dimuat di jurnal Plos One ini menunjukkan bahwa walrus purba mengalami perubahan jenis lebih awal dari prakiraan sebelumnya. Fosil kerabat walrus purba lain, Pseudotaria muramotoi, juga ditemukan di lokasi yang sama di mana A. akamatsui berada. Peneliti menduga, adanya perubahan tinggi permukaan lautlah yang menjadi penyebab kedua jenis dari famili Odobenidae itu bertransformasi. Dengan perubahan itu, fisiologi walrus berubah sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap habitatnya kala itu.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR