Dampak kemarau panjang sejak tiga bulan terakhir di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menyebabkan warga yang memiliki tambak udang dan bandeng yang tersebar di tujuh kecamatan di Polewali Mandar gagal panen.
Di Desa Mammi, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, misalnya, puluhan hektar tambak di wilayah ini mengalami kekeringan. Air di dalam tambak petani minim sehingga udang dan ikan bandeng milik warga tumbuh tidak normal karena kekurangan pasokan air bahkan mati.
Udang dan bandeng seharusnya sudah bisa dipanen sejak usia tiga bulan, namun hingga memasuki usia lima bulan, bandeng dan udang tumbuh kerdil. Sejumlah petani yang tak ingin menambah kerugian lebih besar, memilih memanen udang dan ikan bandeng lebih dini.
Karena tak laku dijual di pasaran, sebagian petani memanen tambak mereka untuk dibagikan ke tetangga secara gratis.
Kamruddin, pemilik 25 hektar tambak di wilayah ini, salah satunya. Dia membagi-bagikan hasil udang dan bandengnya untuk dibagikan kepada tetangga karena tak laku di pasaran. Menurut Kamaruddin, kerugian investasi dalam bentuk biaya pengolahan, pupuk dan pakan udang dan bandeng dan pemeliharaan di lahan seluas 25 hektar miliknya mencapai ratusan juta rupiah.
“Karena ikan dan udangnya tumbuh tidak normal dan ukurannya sangat kecil dari biasanya terpaksa kita bagikan saja ke tetangga,” ujar Kamaruddin di tambaknya, Senin (10/8).
Sejumlah areal tambak yang kering lalu disulap warga dan anak-anak menjadi arena tempat bermain di pagi dan sore hari. Para petani berharap hujan segera turun sehingga bisa memulai kembali usaha tambak secara normal.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR