Teknik penanaman antisipatif itu berhasil. Setelah delapan tahun, tambak yang tidak produktif serta tanah-tanah timbul telah ditanami mangrove. Luas mangrove Karangsong kini 32 hektar dan akan terus bertambah. Ketinggian pohon mencapai 4 meter.
Setelah hutan terbentuk, abrasi berkurang. Air laut yang masuk ke tambak warga pun lebih bersih karena racun disaring mangrove. Lingkungan segar dan kehidupan warga Karangsong yang dulu kumuh kini membaik.
Citra kesejahteraan yang terwakili pun tak semata-mata soal uang, tapi juga lingkungan yang asri, nyaman, sehat, dan mendukung aktivitas warga serta mendorong terpenuhinya kebutuhan individu dan kelompok.
!break!Potensi besar
Hutan mangrove itu berisiko ditebangi lagi jika tidak menghasilkan nilai tukar yang dapat dinikmati langsung oleh warga. "Warga tahunya ada uang. Kami mengolah mangrove supaya bisa dikonversi menjadi uang sehingga mangrove tak diganggu," kata Abdul Latif, Ketua Kelompok Jaka Kencana, Desa Pabean Udik, tetangga Karangsong.
Dengan fasilitas dan modal pas-pasan, kelompok ini mulai membuat aneka penganan dari mangrove. Lahirlah keripik dari daun mangrove, sirup dari sari buah mangrove, hingga lulur kecantikan dan kecap biji mangrove. Kini Jaka Kencana juga mengembangkan pakan ikan (pelet) dari biji mangrove.
"Satu botol sirup ini dijual Rp 15.000. Kalau keripik daun Rp 5.000 per bungkus. Andaikata sebatang mangrove diolah, semua bagiannya bisa jadi uang," ucap Latif sembari menunjukkan produknya.
Hutan mangrove yang bertujuan awal untuk ekologi kini makin menarik sebagai kawasan wisata. Wisata mangrove menghasilkan pendapatan sedikitnya Rp 30 juta per bulan dari tiket dan biaya penyeberangan. Banyak warga yang dulu nelayan kini terjun menjadi pramuwisata yang menyeberangkan tamu ke hutan mangrove. "Penghasilan kami dari melaut tak menentu. Di sini, sehari kami bisa mendapatkan Rp 60.000," kata Caniman (33), tukang perahu.
Belum lagi potensi perikanan yang besar dari kawasan mangrove. Hutan mangrove menjadi habitat beragam jenis ikan dan satwa lain. Bukan tak mungkin Karangsong masa depan menjadi pusat pembiakan kepiting.
Mimpi sejahtera agaknya masih bersemi di masa depan, selama hutan mangrove itu dipertahankan. Kesabaran dan ketekunan bisa berbuah manis bagi warga Desa Karangsong.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR