“Apa yang saya harapkan sebagai seorang ahli bedah dalam 10 atau mungkin 20 tahun mendatang adalah bahwa sebagian besar praktik bedah dilakukan dengan cara ini. Di mana kontrol sangat banyak diberikan kepada orang tua dan pasien" tutur Dr. Noor Ul Owase Jeelani.
Operasi yang dijalani oleh Archie melibatkan penyisipan pegas kecil ke dalam tengkoraknya, bertujuan untuk memperbaiki bentuk kepala. Penempatan dan manfaat dari pegas ini juga sudah divisualisasikan pada VR. Setelah empat minggu, pegas dilepaskan.
Teknik penggunaan pegas ini ditemukan oleh Dr. Jeelani 13 tahun lalu, tidak hanya mengurangi waktu operasi secara signifikan, tetapi juga mengurangi transfusi darah hingga 90 persen. Hasilnya, membuat data dapat digunakan untuk visualisasi VR dengan akurasi 90 persen. Sementara teknologi tersebut dibuat untuk satu kondisi tertentu, diharapkan ke depannya dapat diterapkan pada berbagai jenis operasi.
Baca Juga: 'Lelaki yang Terlipat', Kisah Pria Bungkuk yang Akhirnya Berdiri Tegak
Dua minggu setelah operasi, kondisi Archie baik-baik saja. Mendapatkan kesempatan untuk menggunakan realitas virtual dirasakan orang tua Archie sebagai keputusan yang tepat.
Melansir dari Medical Center Development, Universitas Stanford, Anand Veeravagu sebagai Kepala Laboratorium Simulasi Bedah Saraf Stanford dan asisten profesor bedah saraf pernah mengungkapkan pendapatnya tentang penggunaan realitas virtual dalam dunia medis untuk kasus yang berbeda. Menurutnya, teknologi realitas virtual merupakan jendela ke dalam otak, jendela kepada pasien yang akan dioperasi.
Aspek tiga dimensi dari citra yang divisualisasikan realitas virtual memudahkan perencanaan ahli bedah dan meningkatkan akurasi operasi, dengan tujuan menghasilkan prosedur yang lebih aman.
“Kita dapat merencanakan bagaimana kita dapat mendekati tumor dan menghindari area kritis seperti korteks motorik atau area sensorik. Sebelumnya, kami tidak memiliki kemampuan untuk merekonstruksinya dalam tiga dimensi; kita harus melakukannya dalam pikiran kita. Menggunakan realitas virtual, ini adalah rendering tiga dimensi,” tambah kata Steinberg selaku profesor dan ketua bedah saraf.
Source | : | BBC,Stanford Medicine |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR