Udara sejuk membekap tubuh setiap pengunjung yang datang ke hutan bakau Langsa, Aceh. Masyarakat setempat lebih sering menyebutnya Kuala Langsa. Ya, letaknya memang di kuala tersebut. Obyek wisata ini mencari destinasi paling memesona di kota itu.
Obyek wisata itu seakan tak pernah mati. Dari pagi hingga sore hari selalu ramai pengunjung. Kaum muda dan keluarga melebur jadi satu menikmati semilir angin di sela-sela hutan bakau. Pondok-pondok kecil dibuka untuk mereka rehat sejenak sembari menyesap aneka minuman ringan.
Bukan hanya minuman berupa aneka jus, minuman kaleng, di sini juga tersedia minuman berupa air tebu yang diperas secara manual (batang tebu dihimpit pakai kayu hingga mengeluarkan air). Sebagian besar masyarakat lebih gemar meminum air tebu yang diproses secara manual dibanding menggunakan mesin pengepres.
Sembari duduk menyantap makanan dan minuman, puluhan moyet terlihat bermain riang. Sebagian warga melemparkan kacang, pisang dan makanan lainnya untuk hewan itu. Moyet itu akrab dengan pengunjung. Bahkan, pengunjung bisa memegang moyet-monyet tersebut.
“Saya dan anak-anak kerap kemari untuk berakhir pekan. Udaranya bersih, dan dekat dengan kota. Kelebihannya adalah fasilitasnya lengkap dan anak-anak bisa akrab dengan alam,” sebut Saniyati, salah seorang pengunjung kepada KompasTravel, Sabtu (23/8/2015).
Tidak hanya sampai di situ, Anda juga bisa menyusuri hutan bakau itu. Pemerintah Kota Langsa telah membangun jembatan untuk wisatawan yang ingin melihat berbagai jenis bakau di kawasan itu.
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Langsa mencatat sebanyak 22 spesies bakau tumbuh subur di kawasan itu. Pemerintah telah membangun 250 meter jalan setapak untuk wisatawan. Targetnya, pemerintah kota itu membangun 1 kilometer jalan di kawasan hutan bakau. Sehingga, semakin ramai pengunjung bisa melintasi jalan itu.
Sesekali bangau putih terbang rendah di antara pucuk bakau. Tidak berhenti sampai di situ, jika Anda penggemar kuliner, maka pesanlah mi kepiting di warung yang berada di kawasan itu. Rasanya sungguh nikmat. Paduan mi aceh ditumis dengan kepiting sungguh membuat lidah tergoda.
“Setiap hari ratusan orang berkunjung ke kawasan ini. Kami harap ke depan semakin ramai lagi, sehingga pedagang seperti kami bisa meraup rezeki,” ujar Amin, salah seorang pemilik warung di lokasi itu.
Dia menyebutkan, pengunjung yang datang ke kawasan itu berasal dari Aceh Tamiang, Langsa dan Aceh Timur. Terkadang pengunjung dari Medan, Sumatera Utara juga singgah ke kawasan itu. “Tamu Pemerintah Langsa atau Aceh Timur juga sering diajak kemari,” sebut Amin.
Kini, saatnya menikmati pesona alam dan nikmatnya kuliner sekaligus di Langsa. Anda penasaran, silakan berkunjung.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR