Banyak orang, khususnya pelajar, merasa cepat mengantuk dan bosan saat membaca laporan studi atau jurnal-jurnal ilmiah. Banyaknya istilah-istilah yang memusingkan, abreviasi dan kosakata yang rumit dan panjang, menyebabkan seseorang cepat merasa "lelah" dalam membaca tulisan yang memang dibuat untuk para ahli itu. Tak heran, kita akan merasa malas untuk membaca laporan studi dengan bahasa yang demikian rumit. Ditambah lagi, jika dari judulnya saja laporan itu sudah terlihat begitu memusingkan.
Ternyata, kita tidak sendiri.
Dari hasil sebuah penelitan yang dimuat di jurnal Royal Society Open Science Rabu (19/8), dijelaskan bahwa judul hasil studi yang ringkas dan pendek membuat hasil studi itu lebih sering dikutip oleh kolega kampus, bahkan oleh para akademisi dan ilmuwan sekalipun.
Sejumlah ilmuwan yang melakukan studi tersebut menjelaskan, judul laporan studi yang pendek membuat suatu laporan penelitian lebih mudah dimengerti dan lebih menarik, dibanding judul yang panjang dan bertele-tele.
Tim yang terdiri dari sejumlah ilmuwan dari Britain’s Warwick Bussiness School menggambarkan fenomena tersebut dengan membandingkan dua laporan studi yang dimuat di jurnal ilmiah Science pada tahun 2010.
Laporan studi yang diberi judul “The role of particle morphology in interfacial energy transfer in CDSE/CDS heterostructure nanocrystals” dikutip sebanyak 68 kali, sementara laporan studi dengan judul “A draft of sequence of the neandertal genome” dikutip sebanyak 700 kali.
Selain contoh di atas, mereka juga mengambil data dari arsip jurnal digital sebanyak 140.000 laporan studi. Dari sana, terllihat ada korelasi yang menunjukkan bahwa “semakin banyak kata yang ditambahkan dalam judul, semakin berkurang total pengutipan laporan studi tersebut.”
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR