Diluncurkan pada 2008, zona ini mengenakan denda pada truk dan bus yang gagal memenuhi standar emisi rendah yang ingin memasuki kota. Skema itu diproyeksikan untuk mengurangi secara drastis, polusi gas dan partikel. Namun dalam tiga tahun pertama, tidak ada perubahan dalam kualitas udara, ujar Frank Kelly di King College London.
Kelly dan rekan-rekannya mengukur kualitas udara di distrik yang terlibat dalam skema. Selama periode pemerikasaan, kelompok ini tidak melihat ada perubahan signifikan dalam salah satu partikulat atau emisi nitrogen oksida.
Mereka juga melacak kesehatan pernapasan dari murid di 23 sekolah di London timur, mengukur fungsi paru-paru mereka dan memeriksa pernapasan dan gangguan kulit yang selama ini dikaitkan dengan polusi, seperti asma, rhinitis dan eksim. Sekali lagi, tidak ada perbaikan dalam kesehatan anak-anak terlihat antara tahun 2008 dan 2011.
Kemacetan
Mungkin ada beberapa alasan mengapa skema belum sesuai dengan harapan, kata Kelly. Menurutnya, ketergantungan terus-menerus London pada kendaraan bertenaga diesel sebagai salah satunya.
Kendaraan diesel telah dipromosikan karena mereka lebih hemat bahan bakar dari mobil bensin sehingga menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca, tetapi mereka juga menghasilkan partikel yang menyebabkan masalah kesehatan. Pernapasan dan masalah kulit dapat berkembang dalam jangka pendek, dan paparan berlarut-larut dikaitkan dengan kondisi yang lebih serius, seperti penyakit paru obstruktif kronik dan stroke.
Awal tahun ini, walikota London mengkonfirmasi rencana untuk meluncurkan sebuah zona emisi ultra-rendah untuk menegakkan standar polusi ketat pada kendaraan.
Meskipun tindakan keras cenderung terbukti tidak populer dengan pengendara, Kelly menyetujui, namun memberi catatan atas masih dibiarkannya kendaraan itu mengemudi di zona tersebut. "Jika anda benar-benar ingin mencapai peningkatan kualitas udara, kendaraan ini harus dilarang," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR