Banyak pemilik anjing yang telah melihat hewan peliharaannya membuat "wajah bersalah" setelah melakukan sesuatu yang salah. Tapi bisakah anjing benar-benar merasa malu?
Menurut sebuah artikel di surat kabar Inggris The Telegraph pada Agustus lalu, mungkin tidak. Para peneliti mengatakan dalam surat kabar tersebut, ketika anjing tampak seperti menyesal, mungkin hanya merespon kemarahan atau bahasa tubuh dominan pemiliknya.
“saya penya klien yang memiliki tiga anjing dan setiap kali sesuatu terjadi seperti sepatu dikunyah, selalu ada salah satu dari mereka yang memasang wajah bersalah,” ujar, Ljerka Ostojic, seorang psikolog komparatif di Universitas Cambridge kepada The Telegraph. “Namun seringkali dia bukan anjing yang melakukan itu. Dia hanya anjing yang paling pemalu, dan mendapat ketakutan lebih cepat dengan reaksi pemiliknya.”
Ostojic adalah penulis utama penelitian yang diterbitkan pada bulan Februari dalam jurnal Behavioural Processes, dimana para peneliti menemukan tidak ada dukungan untuk gagasan bahwa anjing menunjukkan “wajah bersalah” ketika mereka tidak benar-benar dimarahi.
"Kita tidak bisa tahu pasti karena kita tidak bisa menanyai mereka," ujar Bonnie Beaver, seorang profesor kedokteran hewan di Universitas Texas A&M kepada The Huffington Post dalam sebuah email.
Tapi, lanjutnya, "Bahasa tubuh kita benar-benar melihat ... hanyalah sebuah respon tunduk kepada orang berperingkat lebih tinggi yang menggunakan bahasa tubuhnya. Kita menjulang di atas mereka, menunjukkan kontak mata langsung, menggunakan nada suara menuduh."
Sebuah studi tahun 2009 menunjukkan bahwa anjing domestik cenderung terlihat paling "bersalah" ketika mereka dimarahi oleh pemiliknya—bahkan saat mereka tidak melakukan sesuatu yang salah.
Meskipun tidak jelas apakah anjing merasakan emosi sosial yang kompleks dari rasa malu dan rasa bersalah, anjing mengembangkan emosi dasar seperti kegembiraan, kesusahan, kepuasan, jijik, takut, marah, gembira, kecurigaan dan cinta, menurut majalah Modern Dog.
Namun, seperti catatan etolog kognitif Dr Marc Bekoff pada 2014 untuk Live Science, anjing memiliki basis saraf yang sama untuk emosi seperti mamalia lainnya yang melakukan pengalaman emosi sosial yang kompleks seperti rasa bersalah. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan bahwa anjing dapat merasa bersalah, juga.
"Sejak hewan \'hidup di saat ini\' dan melakukan apa yang tampaknya tepat untuk mereka pada saat itu, diragukan mereka tahu perasaan bersalah seperti yang kita lakukan," kata Beaver pada Huffington Post. "Juga sangat sulit untuk menemukan jawaban pada spesies non-verbal."
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR