Foto yang memilukan dari seorang anak laki-laki berusia tiga tahun, dimana tubuhnya terdampar di Turki pada 2 September 2015, telah memberi dampak pada kebijakan, dengan Inggris setuju pada Jumat (11/9) untuk menambah lagi ribuan pencari suaka. Gambar itu sendiri juga menandai tanah baru yang penting, ujar ahli fotografi kepada Time.
Aylan Kurdi dan saudara laki-lakinya yang berusia 5 tahun, Galip, tengelam setelah kapal yang berlebihan muatan terbalik di pantai Turki. Tubuh Aylan ditemukan di slah satu pantai di Turki di Bodrum Peninsula. Gambar dari penemuan yang mengerikan tersbut diambil oleh Nilufer Demir dari Kantor Berita Dogan, Turki, dibagikan ke media sosial dan di halaman depan dari surat kabar di seluruh dunia, terutama di Inggris dan Eropa. Ketika mereka menyebar, baik individu maupun organisasi menghadapi keputusan apa dan bagaimana mempublikasikannya. Foto-foto itu telah memicu jenis baru dari percakapan tentang krisis.
“Alasan kita berbicara tentang foto ini bukan karena itu diambil atau karena itu disirkulasikan, tetapi itu karena itu telah dipublikasikan oleh media arus utama,” ujar Hugh Pinney, wakil presiden dari Getty Images, sebuah distributor gambar berita. “Dan alasan kita membicarakan tentang foto itu setelah dipublikasikan adalah karena itu menambrak tabu sosial yang telah berada dalam pers selama beberapa dekade: gambar dari anak kecil yang mati adalah satu dari aturan emas dari apa yang tidak akan dipublikasikan.”
Terakhir kali sebuah foto anak kecil yang mati dipublikasikan secara luas adalah pada Juli 20145 ketika fotografer New York Times Tyler Hicks menangkap empat mayat hancur dari Palestina dalam sebuah serangan udara di pantai Gaza. Yang unik tentang kasus ini, bagaimanapun, adalah bahwa banyak kantor berita memutuskan untuk mempublikasikan gambar mengikuti kemarahan publik di sosial media. “Kita mendapat titik ini karena para individu memiliki nyali untuk mempublikasikan gambar tersebut di sosial medianya,” ujar Pinney. “Saya berpikir itu memberi media arus utama keberanian dan keyakinan untuk mempublikasikan foto tersbut.”
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR