Badai Patricia kategori 5 menyerang Meksiko pada pekan ke tiga Oktober 2015. Patricia tercatat sebagai badai terkuat di belahan Bumi bagian barat, selain itu Patricia telah mendekati kekuatan maksimum badai yang pernah ada di muka Bumi.

Cuaca ekstrim akhir-akhir ini menimbulkan pertanyaan tersembunyi di balik pemikiran banyak orang bahwa perubahan iklim kah yang harus disalahkan?

Sedangkan, para ilmuwan berharap bisa melihat badai yang lebih intens, bahkan yang lebih merusak dari sebelumnya.

Pada kasus badai Patricia, pertemuan antara lautan yang memanas, menumpuk dengan faktor-faktor lain yang membuat mereka seperti itu –sehingga badai terbentuk.

El Niño yang terjadi di tahun 2015 merupakan yang terkuat. El Niño adalah sebuah fenomena periodik suhu permukaan laut yang memanas di Pasifik. Pada El Niño, aktivitas badai cenderung mendapatkan dorongan di cekungan Pasifik tengah dan timur.

Sebuah studi dipublikasi pada bulan Mei menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kenaikan suhu lautan dengan intensitas terjadinya badai. Sebuah badai baru terbentuk akibat tarikan energi air yang memanas akibat penguapan permukaan laut.

"Bila terdapat badai di atas air laut yang sangat panas dan kondisi yang optimal, sistem ini benar-benar bisa terjadi dalam sekejap, seperti Patricia," kata kata Phil Klotzbach dari Proyek Meteorologi Tropis di Universitas Negeri Colorado. "Berbagai badai tropis terjadi setiap hari, kemudian di hari berikutnya, hingga Kategori 5."

Seberapa besar perubahan iklim memengaruh Patricia, tidak bisa diperkirakan secara pasti. Cukup sulit, sehingga membutuhkan model canggih yang secara akurat dapat mensimulasikan tidak hanya dunia nyata, tetapi dunia yang terlihat seperti tanpa emisi gas rumah kaca.

Pada lokakarya yang diselenggarakan di Washington, DC. Tom Knutson dari National Oceanographic and Atmospheric Administration menguraikan beberapa kendala sehubungan dengan badai perubahan iklim antropogenik. Salah satunya adalah kendala minimnya data. Ilmuwan membutuhkan catatan panjang dan dapat diandalkan dari badai yang terjadi di masa lalu, agar mereka percaya diri menilai dampak perubahan iklim kini.

James Elsner dari Universitas Negeri Florida yang memimpin penelitian ini, menjelaskan bahwa pertanyaan terkait perubahan iklim sebagai penyebab khusus terjadinya badai Patricia adalah pertanyaan yang salah. "Pertanyaan yang lebih baik diajukan adalah, apa jenis badai yang akan terjadi tanpa perubahan iklim?"

(K.N Rosandrani/newscientist.com)

PROMOTED CONTENT