Jika anda telah membaca atau menonton The Martian, anda pasti tahu perjalanan pergi-pulang ke Mars dengan selamat merupakan suatu tugas yang berat
Tak seperti misi ke Bulan yang hanya memakan waktu tiga atau empat hari, perjalanan ke Mars (± 140 juta mil) membutuhkan waktu lebih dari enam bulan. Sebuah perjalanan yang sangat panjang, astronot perlu mengatur pasokan gudang bawaan untuk mengisi ulang bahan bakar pesawat ruang angkasa mereka.
Lalu, bagaimana ?
Salah satu caranya adalah dengan pertambangan asteroid
Asteroid adalah pecahan-pecahan batu yang mengitari matahari, dapat terdiri dari air, oksigen, logam mulia dan elemen lain yang dapat digunakan untuk memproduksi bahan bakar dan pendukung kehidupan di luar angkasa - semua dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada mengangkutnya dari Bumi. Ada ratusan ribu asteroid, mulai dari ukuran batu-batu besar hingga miniatur planet yang terbentang ratusan mil.
Penggalian sumber daya ini membutuhkan biaya yang mahal dan sangat sulit. Bayangkan saja pengeboran sebuah batu besar yang meluncur di ruang angkasa dengan kecepatan tinggi, tetapi beberapa perusahaan swasta percaya mereka untuk dapat melakukan tugas tersebut.
Bahkan, mantan manajer misi ke Mars NASA, Chris Lewicky, berpikir bahwa perusahaannya bisa melakukan dalam waktu lima sampai 10 tahun lagi.
"Kami akan pergi dari menemukan tambang asteroid pertama, menyiapkannya, membuktikan teknologi ... dan kemudian mengirimkan satu liter pertama, lalu satu barel pertama, hingga satu ton pertama, yang akan menguatkan masa depan ekonomi ruang angkasa, "kata Lewicky.
Lewicky adalah kepala teknisi di Planetary Resources, sebuah perusahaan daerah di Seattle, di bidang penyulingan air, penggalian platinum dan sumber daya lainnya dari asteroid terdekat Bumi. Perusahaan ini didukung oleh investor yang berani, nama-nama seperti Richard Branson, pembuat film James Cameron dan kedua eksekutif Google, Larry Page dan Eric Schmidt.
Sebuah perusahaan baru, yang berbasis di California, Deep Space Industries, juga berusaha untuk memanen sumber daya alam dari asteroid. Kedua perusahaan akan melakukan ini dengan robot pesawat ruang angkasa.
Beberapa pertanyaan beredar terkait legalitas pertambangan di ruang angkasa. Perjanjian luar angkasa PBB 1966, yang ditandatangani oleh Amerika Serikat dan lebih dari 100 negara-negara lain, menyatakan bahwa negara tidak dapat memiliki wilayah di ruang angkasa, meskipun kurang dijelaskan terkait operasi perusahaan swasta ruang angkasa.
Tetapi tak dipungkiri jika pertambangan asteroid adalah usaha yang sangat menguntungkan. Pendiri Planetary Resources, Eric Anderson memperkirakan seberapa banyak sebuah sumber daya dapat menghasilkan uang, sepanjang 80 meter asteroid menghasilkan lebih dari $100 milyar bahan yang bisa digunakan dalam ruang angkasa dan di bumi.
Tidak mengherankan, jika NASA menginginkannya. Badan antariksa ini berharap dapat mendaratkan manusia di Mars pada pertengahan-2030, mencari asteroid untuk membantu mempertahankan kehidupan jutaan mil di luar Bumi.
Dua tahun lalu, NASA mengumumkan rencana ambisius untuk "melaso" asteroid dan menariknya ke orbit yang lebih stabil, di sekitar bulan, di mana astronot bisa aman mempelajarinya. Badan ini, sejak dulu hingga sekarang berusaha menangkap batu besar dari permukaan asteroid hanya dengan menggunakan robot pesawat ruang angkasa.
Setelah batu asteroid ditarik ke orbit bulan, NASA berharap pada pertengahan 2020-an bisa meluncurkan pesawat ruang angkasa Orion yang - sama yang dibangun untuk pergi ke Mars - dengan dua astronot yang akan mengeksplorasi batu dan mengumpulkan sampel.
"Asteroid merupakan hot topic," kata Jim Green, direktur Ilmu Planet NASA, yang menyebut rencana misi asteroid NASA sebagai "batu loncatan ke Mars."
NASA telah mengidentifikasi lebih dari 12.000 asteroid terdekat Bumi dan masih mencari satu sebagai target mereka.
Sementara itu, Deep Space Industries dan Planetary Resources meluncurkan atau mempersiapkan penyelidikan ruang eksplorasi.
Pertambangan ruang angkasa sebenarnya masih butuh beberapa tahun lagi. Tetapi paling tidak, asteroid yang dikhawatirkan sebagai potensi bahaya ke Bumi, suatu hari nanti dapat membantu manusia mmencapai planet Merah, bahkan menjelajah ruang angkasa.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR