Berhenti menggunakan Facebook ternyata bisa membuat orang lebih bahagia. Setidaknya itulah yang bisa disimpulkan dari sebuah penelitian Happiness Research Institute.
Lembaga yang berbasis di Copenhagen, Denmark ini melakukan riset terhadap 1.095 orang responden pemakai Facebook.
Setengah dari jumlah partisipan tersebut diminta menjauhi Facebook selama seminggu, sementara sisanya bebas menggunakan jejaring sosial tersebut seperti biasa.
Setelahnya, semua peserta dikumpulkan kembali dan ditanya soal perasaan masing-masing. Sekitar 88 persen dari responden yang tidak memakai Facebook menyatakan "bahagia".
Sementara, dari kalangan yang menggunakan Facebook, hanya 81 persen yang merasa demikian.
Tingkat stress dari responden pemakai Facebook juga lebih tinggi, dengan 54 persen menyatakan merasa "khawatir", dibanding 41 persen dari kategori yang diminta menjauhi Facebook.
Bikin iri
Kenapa orang yang tak memakai Facebook cenderung merasa lebih bahagia?
CEO Happiness Research Institute Meik Wiking mengatakan bahwa Facebook dipenuhi hal-hal mentereng mengenai hidup orang lain yang membuat pengguna merasa hidupnya kurang bahagia.
"Facebook berisi berita bagus dari orang-orang, sementara kita melihat keluar jendela dan ada awan mendung," kata Wiking memberi perumpamaan, sebagaimana dirangkumNextren dari Metro, Jumat (13/11/2015).
Banjir informasi pengalaman-pengalaman orang lain tersebut kemudian membuat pengguna merasa iri.
"Sayangnya, daripada fokus ke hal yang kita butuhkan, kita condong lebih berfokus kepada apa yang dimiliki orang lain," tulis para peneliti dalam riset itu.
Menurut Wiking, pihaknya sengaja memilih Facebook sebagai tema penelitian karena jejaring sosial tersebut memiliki pengguna dari beragam kategori umur, baik tua maupun muda.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR