Carl Turner, arsitek asal London percaya bahwa ribuan rumah dan tempat bekerja bisa dibangun di sepanjang aliran air tak terpakai di Inggris. Carl juga mengatakan bahwa membuat bangunan mengapung bukanlah isapan jempol belaka dan bukan hanya karena isu perubahan iklim.
!break!Firma arsitektur London lainnya, yakni Baca Architects bahkan telah menyelesaikan pembangunan rumah amphibi Inggris pertama tahun 2014 kemarin. Mereka bersama dengan perusahaan manufaktur Belanda saat ini tengah merencanakan pembangunan rumah kapal prefabrikasi untuk saluran air ibu kota.
"Para arsitek perlu menciptakan bentuk adaptif arsitektur yang bisa merespon kepastian perubahan masa depan," ujar Richard Coutts, salah satu perintis Baca Architects.
Richard juga yakin bahwa "aquatecture" atau proyek arsitektur Baca di atas air mampu memberikan 44.000 rumah baru untuk menanggulangi krisis rumah di London. Meski begitu, Matthew Butcher, seorang dosen di sekolah arsitektur Bartlett, London menyatakan para arsitek harus waspada dalam mereplikasi rumah kapal Belanda. Ia yakin bahwa dengan menambatkan struktur permanen ke daratan, para arsitek akan gagal mengajukan pertanyaan mendasar tentang bagaimana lingkungan berubah.
"Salah satu masalah yang mengusikku terkait rumah mengapung itu adalah mereka cenderung terlihat seperti rumah-rumah yang kebetulan dimasukkan ke dalam air," kata Butcher
Butcher menambahkan bahwa rumah-rumah terapung di Belanda tidak harus benar-benar mengubah hidup masyarakat. Menurutnya hal itu hanya harus dilihat sebagai teknologi baru yang membuat manusia sadar untuk tidak khawatir lagi tentang lingkungan.
Adeyemi juga setuju dengan pendapat Butcher. Menurutnya saat ini saluran air hanya dianggap sebagai halaman belakang tempat membuang sampah dibandingkan sebagai aset. Dia meyakini jika perubahan iklim akan membuat orang mempertimbangkan kembali pemikiran itu dan mencoba memperbaiki hubungan mereka dengan air.
"Jika fokus kita dialihkan ke aset ini, sumber daya alam ini, kita bisa mulai memperlakukannya lebih baik dan meningkatkan kondisi saluran air," pungkasnya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR