Banyaknya lapisan es di laut kutub utara yang mencair belakangan ini telah membuka jalur migrasi baru ke Kutub Utara bagi paus yang biasanya hanya bermigrasi ke laut utara pada musim panas.
Berdasarkan survei baru yang menggunakan hydrophone (sensor suara bawah laut), para peneliti mengatakan paus Bungkuk dan Sirip, yang biasanya hidup di perairan hangat, akan bisa pindah ke habitat paus bowhead dan beluga untuk jangka waktu lama, dan akan meningkatkan persaingan dalam pencarian sumber makanan.
Temuan ini diumumkan pada Konferensi Dua Tahunan Masyarakat Kelautan Mammalogy pekan ini di San Francisco. Perubahan iklim merupakan salah satu tema utama bagi lebih dari 2.000 peneliti, yang menyajikan laporan-laporan yang mendokumentasikan dampak perubahan iklim terhadap spesies seperti beruang kutub, berang-berang laut, walrus dan paus.
Ilmuwan Amerika Sue Moore mengatakan mamalia laut, terutama di Kutub Utara, adalah spesies-spesies yang memberi informasi tentang perubahan lingkungan.
Populasi Beruang Kutub Terancam
Dampak pemanasan global yang mencairkan es laut Kutub Utara mengakibatkan populasi beruang kutub mengalami penurunan hingga 30 persen selama setengah abad terakhir.
Laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan ada sekitar 22.000-30.000 beruang kutub di Benua Arktik yang semakin terancam punah karena habitat mereka menyusut.
"Perubahan iklim akan terus memberi ancaman serius terhadap kelangsungan hidup beruang kutub di masa depan," kata Direktur Jenderal IUCN, Inger Andersen.
Penelitian mengungkapkan ada kemungkinan besar bahwa populasi beruang kutub dunia akan menurun lebih dari 30 persen selama 35 sampai 40 tahun ke depan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR