Seorang Guru? Tidak hanya itu. Rob Hopkins adalah orang-orang yang mengubah kehidupan orang lain secara diam-diam. Dalam 10 tahun, Inggris mengirim puluhan ribu warga untuk menemukan cara untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Perubahan iklim, bahan bakar fosil, pengangguran, kemiskinan adalah permasalahan yang besar di dunia "Kebanyakan orang berpikir bahwa mereka tidak dapat melakukan apa-apa terhadap itu. Tapi yang dibutuhkan, adalah perubahan," katanya lirih.
Pada tahun 2005, setelah diitempatkan di Totnes, sebuah kota dengan 7500 penduduk di bagian selatan inggris. Bersama beberapa temannya, Rob Strayer mulai mendidik warga mengenai isu pasca-minyak. Rob mengajarkan untuk memulai menanam pohon dan buah-buahan di kota, transportasi ramah lingkungan dengan menggunakan sepeda, kemudian beralih dengan menggunakan energi terbarukan, serta membangun rumah-rumah ramah lingkungan, bersama dengan Transition Town Organization Totnes (Kota Transisi). Kurang dari sepuluh tahun kemudian, gerakkan ini meluas, berkat blog, berhasil membuat 1200 kota bergabung dalam gerakkan perubahan bersama Rob Hopkins. 1200 kota dari 47 negara (termasuk Prancis, kota-kota Epinal, Rambouillet atau Albi ).
Di pusat kota Brussels (Belgia), Penduduk Alhambara, mulai memutuskan untuk menanam di beberapa ruas jalan dengan sayuran. “Ketika kami berkebun, anak-anak kami ikut turun bermain serta menyambut Rob Hopkins, kebun sayur kami sudah menjadi daya tarik sosial di tempat ini. Dan bagi sebagian besar peserta, ini adalah langkah pertama untuk perubahan, kesempatan untuk memperoleh kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk menjadi lebih baik.”
Hopskin berpendapat bahwa sifat pemarah adalah tindakan yang tidak dapat mencegah datangnya perubahan iklim. Ia berkata sambil tersenyum kecil, “Orang-orang ini bertindak demi mereka juga, kota transisi tidak hanya membuat mereka saling bersosialisasi tetapi untuk membuat sebuah proyek dan saling membantu untuk menyelesaikannya bersama. Inisiatif inilah yang dibutuhkan.”
Sanggup Serap Ratusan Juta Ton CO2, Terobosan Ini Diklaim Cocok Diterapkan di Indonesia
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR