Kebanyakan penghuni laut merupakan makhluk-makhluk indah nan mengagumkan. Tapi ada beberapa yang sebaiknya kita hindari untuk disentuh karena bisa menyebabkan keracunan, bahkan kematian. Inilah hewan-hewan laut yang paling berbahaya:
1. Ubur-ubur api
Ubur-ubur api (Physalia physalis) atau dalam bahasa Inggris disebut Portuguese man o\'war merupakan hewan serupa ubur-ubur yang dikenal memiliki sengatan yang melepuhkan, bahkan mematikan.
Hewan ini merupakan gabungan dari empat kelompok polip yang terspesialisasi. Ubur-ubur api termasuk dalam suku Physaliidae dengan satu-satunya marga, Physalia. Hanya ada dua jenis (spesies), yaitu P. physalis yang tersebar di perairan hangat dunia dan P. utriculus yang lebih terbatas di perairan Samudera Pasifik dan berukuran lebih kecil. Sengatan P. physalis sangat berbahaya dan meskipun hewan ini terdampar di pantai beberapa hari sengatnya masih kuat untuk melukai.
2. Ubur-ubur
Ubur-ubur sudah lama dikenal sebagai hewan laut yang berbahaya. Hewan yang termasuk dalam kelas Scyphozoa ini memiliki tubuh berbentuk payung berumbai, dapat membuat gatal pada kulit bila tersentuh. Jenis ubur-ubur yang paling berbahaya adalah dari kelompok Cubozoa. Sengatan tentakelnya bisa menimbulkan kematian. Ubur-ubur yang paling mematikan dari kelompok ini adalah ubur-ubur Irukandji, yang ukurannya kecil. Ubur-ubur ini hidup di sekitar pantai Australia.!break!
3. Gurita Cincin Biru
Gurita cincin biru dapat diidentifikasi dengan pola cincin-cincin berwarna biru atau hitam pada kulitnya yang biasanya berwarna kuning. Hewan ini termasuk dalam genus Hapalochlaena dan terdiri dari tiga atau empat spesies. Meski ukuran tubuhnya relatif kecil (sekitar 12-20 cm), namun memiliki racun yang cukup untuk membunuh 26 manusia dewasa dalam hitungan menit. Gigitan mereka kecil dan tak terasa sakit, sehingga banyak korban tidak menyadari mereka telah terkena racun sampai mereka mengalami depresi pernapasan dan kelumpuhan. Belum ditemukan penawar racun gurita cincin biru sehingga membuatnya menjadi salah satu penghuni terumbu mematikan di lautan.
4. Hiu Putih
Hiu putih digambarkan jauh lebih menyeramkan di layar kaca dibanding kenyataan, tapi itu tidak membuat mereka menjadi predator yang kurang tangguh. Terdaftar sebagai minimal 74 serangan terhadap manusia tanpa sebab, termasuk serangan terhadap kapal nelayan.
5. Ikan Lepu
Ikan Lepu, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Lionfish, merupakan sekelompok spesies ikan laut yang sangat beracun.
Lepu dikenal karena durinya yang panjang dan memiliki warna merah, coklat, oranye, kuning, hitam atau putih berselang-seling. Kelompok ikan ini diklasifikasikan sebagai sebuah subfamili (Pteroinae) atau sebuah suku di bawah Scorpaeninae (Pteroini). Habitat Lepu berada di bebatuan karang wilayah Indo-Pasifik. Beberapa spesies juga ditemukan di pantai timur Atlantik dari Long Island sampai Florida.!break!
6. Barakuda Besar
Seperti halnya hiu, beberapa spesies barakuda terkenal berbahaya bagi manusia. Mereka sering salah mengira penyelam sebagai predator besar, mengikuti mereka dan berharap mendapat makanan dari sisa-sisa mangsa mereka. Cincin berlian dan benda-benda mengkilap lain dapat menarik perhatian mereka dan dianggap mangsa. Memberi makan dengan tangan atau menyentuh barakuda sebaiknya tak dilakukan, serangan dan gigitan Barakuda dapat mengakibatkan luka parah dan hilangnya beberapa jaringan.
7. Karang Api
Penampilan karang api memang tampak seperti karang biasa. Secara teknis, mereka bukanlah karang, karena lebih terkait dengan Hydra dan hydrozoan lain. Satu sentuhan terhadap mereka akan memberikan seseorang luka bakar yang parah, kemudian berkembang menjadi ulkus. Memang tampaknya tidak fatal, tetapi dapat menyebabkan nyeri, shock dan kehilangan kesadaran.
8. Ikan Batu
Ikan batu (Synanceia verrucosa) adalah ikan karnivora dengan jarum beracun yang tinggal di dasar terumbu karang, berkamuflase sebagai batu.
Ikan batu merupakan salah satu ikan paling beracun di dunia. Area punggungnya dilindungi dengan 13 duri, dua diantaranya memiliki kantung racun. Efek racunnya mengakibatkan nyeri, shock, kelumpuhan bahkan kematian.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR