Keberadaan planet Sembilan tidak hanya menjelaskan kesejajaran obyek Sabuk Kuiper. Kehadirannya bisa memecahkan persoalan orbit Sedna dan 2012 VP113 yang misterius. Jarak terdekat kedua obyek itu bahkan tak pernah mendekati Neptunus. Secara umum, obyek-obyek KBO dipengaruhi oleh Neptunus, Mereka dilontarkan ke luar oleh Neptunus tapi kemudian akan kembali lagi.
Jika Planet Sembilan memang ada, maka ia yang mencuri obyek KBO dan secara perlahan mendorongnya ke luar dan menempatkannya pada orbit yang tidak dipengaruhi Neptunus.
Simulasi ini juga berhasil memprediksi keberadaan obyek Sabuk Kuiper yang orbitnya tegak lurus bidang orbit planet – planet di Tata Surya. Hasil tersebut sesuai dengan hasil pengamatan selama 3 tahun terakhir. Para pengamat sudah mengidentifikasi empat obyek yang orbitnya tegak lurus orbit Neptunus. Untuk memastikan, ke-4 obyek itu kemudian dimasukan dalam simulasi dan hasilnya ternyata cocok!
!break!
Menjejak Planet Sembilan
Untuk bisa memecahkan semua persoalan Sabuk Kuiper yang dipaparkan di atas, jarak terdekat planet Sembilan dengan Matahari harus di antara 200 – 350 AU. Dan meskipun agak sulit untuk menentukan jarak terjauhnya, tapi diperkirakan aphelion planet Sembilan berada pada jarak 500 – 1200 AU. Sebagai perbandingan jarak Neptunus 30 AU dari Matahari.
Pertanyaan lain, semasif apa planet masif yang bisa menjadi planet penggembala bagi obyek-obyek di KBO ini? Minimal, planet Sembilan harus memiliki massa 5 massa Bumi untuk bisa memberi pengaruh gravitasi pada obyek KBO lainnya. Dan dari hasil simulasi, idealnya Planet Sembilan memiliki massa sekitar 10 massa Bumi.
Dari massanya bisa dipastikan planet Sembilan merupakan planet Bumi-super. untuk ukuran, planet Sembilan diperkirakan memiliki ukuran 2 – 4 kali ukuran Bumi dan orbit sebidang dengan orbit 6 obyek KBO yang mengelompok tersebut.
Keberadaan planet Bumi-super bukanlah sesuatu yang “aneh”. Setidaknya pemodelan evolusi Tata Suryamenunjukan kehadiran planet masif lainnya atau planet Bumi-super memang dimungkinkan. Meskipun kemudian planet ini terlontar saat proses migrasi planet-planet raksasa di Tata Surya. Diduga penyebab utama terlontarnya planet Bumi-super adalah papasannya dengan Jupiter saat proses migrasi planet-planet ke lokasinya saat ini.
Secara teori dan pemodelan, kehadiran planet Sembilan memang dimungkinkan. Akan tetapi ada pekerjaan rumah yang lebih besar untuk Konstantin Batygin dan Mike Brown. Menemukan planet Sembilan lewat pengamatan. Tanpa bukti pengamatan, pekerjaan ini hanya teori yang tidak terbukti.
Survei WISE dalam cahaya inframerah juga tidak memberikan hasil kehadiran planet masif seukuran Jupiter dan Saturnus.
Pengamatan juga dilakukan dengan Teleskop Subaru 8,2 meter di Mauna Kea, Hawaii dan belum memberikan hasil. Tidak mudah untuk bisa menemukan planet Sembilan karena ia seharusnya sangat redup dan akan lebih banyak menghabiskan waktunya jauh dari Matahari.
Untuk yang tertarik, pencarian planet Sembilan bisa dilakukan dengan teleskop kembar 10 meter W.M. Keck di Hawaii. Dan diharapkan kehadiran Large Synoptic Survey Telescope di masa depan bisa menjadi jawaban. Satu hal penting yang menjadi kendala dalam pencarian ini adalah, orbit planet Sembilan memang bisa diprediksi lewat simulasi. Akan tetapi kedua astronom tersebut tidak bisa memberikan perkiraan dimana planet Sembilan itu berada saat ini.
Pada akhirnya, pencarian planet Sembilan memang mirip mencari jarum di jerami. Seandainya planet Sembilan ditemukan, maka Mike Brown memastikan tidak akan ada perdebatan apakah planet Sembilan sebuah planet atau bukan, karena ia seharusnya memenuhi semua syarat planet yang dibuat oleh IAU pada tahun 2006.
Sebaik apapun hasil pemodelan, jika tidak ada konfirmasi pengamatan maka ia hanya akan menjadi teori dan spekulasi. Jadi kita tunggu saja!
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR