Semasa kecil Akanksha Hazari hidup susah di kapal pedagang. Tetapi ia mengejar cita-cita sampai bisa kuliah di Princeton dan Cambridge University, dan ingin mencapai hal-hal besar. (Baca : Kota Bogor Diperkirakan Alami Krisis Air Bersih Pada 2017)
Pada bagian atas daftar hal-hal besar itu adalah membantu jutaan penduduk di daerah kumuh India mendapat akses ke air dan sanitasi, pendidikan dan perawatan kesehatan yang baik.
Tetapi Hazari tak hanya bermimpi besar. Tahun 2012, perempuan usia 30-an ini membuat aplikasi ponsel yang membantu puluhan ribu penduduk miskin di kawasan kumuh Mumbai memperbaiki kehidupan dan mendidik anak-anak hanya dalam beberapa tahun.
Aplikasi itu disebut m.Paani. "m" untuk mobile dan "paani" adalah air dalam bahasa India. Aplikasi itu memberi Hazari berbagai penghargaan, termasuk hadiah bergengsi, Hult Prize.
Hadiah ini merupakan hasil kerjasama Hult International Business School dendan NGO Water.org, untuk menantang mahasiswa-mahasiswi bisnis di dunia untuk menemukan cara membawa air bersih kepada 100 juta orang dalam lima tahun mendatang.
(Baca pula : Sebanyak 4 Miliar Penduduk Dunia Mengalami Kekurangan Air Bersih)
Tim-tim dari enam universitas, dari lebih dari 1000 yang mendaftar, mencapai putaran final di New York. Tim pemenang, yaitu tim Hazari dari Cambridge University di Inggris, menyatakan dalam presentasinya bahwa diantara masyarakat yang ada di piramida ekonomi global terbawah -- populasi termiskin di dunia -- ponsel lebih umum ditemukan daripada toilet.
Kini, Hazari siap melangkah lebih lanjut, membawa idenya dari daerah kumuh India, menyebarluaskannya ke dunia berkembang di Asia dan Afrika, guna membantu jutaan orang meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR