Marco polo mungkin telah menginspirasi para penjelajah berikutnya. Kisah perjalanannya meniti Jalur Sutra dari Venesia sampai Tiongkok pada abad ke-13, telah memberikan kontribusi pada perkembangan pemetaan Asia oleh para kartografer Eropa pada abad ke-16. Sejarah juga mencatat Marco sebagai orang pertama yang pernah membicarakan tentang Sumatra, kendati dia menyebutnya dengan toponimi Java Minor. Kisah penjelajahan Marco menjadi tragedi tatkala banyak orang yang menyangkalnya. Namun, gaya bertuturnya menunjukkan bahwa kisah penjelajahannya memiliki itikad baik.
Dalam National Geographic Traveler edisi April 2016, Robert Lie mengisahkan perjalanannya yang kaya rasa tatkala meniti sepenggal jejak Marco di Tiongkok. Inilah kisah dan karya foto pertama Lie untuk majalah ini.
Penjelajahannya bermula di Kota Urumki. Kemudian berlanjut ke Kashgar, Tashkurgan, Karakul, Tuyog, hingga Turpan. Robert telah terinspirasi sang penjelajah, menyinggahi sepuluh kota kuno, dan menjumpai delapan bangsa di Asia Tengah dalam rentang perjalanan 7.600 kilometer.
“Jalur Sutra memang merupakan rute perjalanan yang tidak banyak dicecapi banyak pelancong,” tulis Lie. Dia menjangkau kawasan yang terpencil. Selain cuaca yang tidak bersahabat, bahasa pun menjadi kendala. “Namun, di balik kesengsaraan mencapai Jalur Sutra, terbentang eksotika yang luar biasa.”
Tampaknya, aroma rempah pula yang telah menarik Marco untuk singgah ke barat Nusantara. Namun, baru tiga abad kemudian orang-orang Eropa menemukan Jalur Rempah, pelayaran dari Eropa menuju Maluku. Rempah telah menginspirasi orang untuk menjadi penjelajah. Kini, para penjelajah pun menginspirasi kita untuk melancongi kembali jejak mereka. Dan, siapkan catatan kita untuk menjumpai hal-hal yang tak terduga!
Penulis | : | |
Editor | : | Silvita Agmasari |
KOMENTAR