Di kompleks kedaton kesultanan juga terdapat tempat keramat, seperti Ake Sentosa atau Air Sentosa. Air itu diyakini banyak orang dari berbagai suku, agama, atau daerah di Indonesia memiliki kekuatan menyembuhkan penyakit hingga mengusir roh jahat yang merasuk ke dalam diri seseorang.
Saat menepi ke pinggiran kota, pesona alam mulai menggoda. Jika bergerak ke selatan, Pulau Tidore dan Maitara yang dikelilingi laut nan biru lebih dulu menyapa. Akan tampak pemandangan seperti gambar pada pecahan uang kertas Rp 1.000 yang kini beredar.
Begitu pula ketika mengelilingi Ternate melalui utara, tersaji beberapa pesisir pantai, seperti Sulamadaha yang menjadi pilihan akhir pekan warga.
Ada Pulau Hiri berdiri di seberang Sulamadaha, yang pada 1980 menjadi tempat berlindung bagi sebagian warga Ternate saat Gunung Gamalama meletus selama hampir satu bulan.
Jejak letusan Gunung Gamalama dari waktu ke waktu kini menjadi pelengkap paket wisata Ternate. Kota Ternate dibangun di tubuh salah satu gunung api aktif di Indonesia itu.
Hingga saat ini, status gunung masih Waspada setelah letusan terakhir pada Agustus 2015. Ternate pun dijuluki sebagai pulau vulkanik. Beberapa jejak letusan kini menjadi lokasi wisata, seperti Batu Angus dan Danau Tolire Besar.
Dari catatan Kompas, 11 Juli 2015, Batu Angus adalah aliran lava yang membeku saat terjadi letusan pada 1907. Aliran itu sampai ke pesisir pantai bertebing tinggi.
Sementara Danau Tolire Besar timbul akibat letusan freatik pada 5-7 September 1775. Permukaan air danau berbentuk elips dengan diameter 500-800 meter itu berwarna hijau muda. Keindahan Danau Tolire dan Batu Angus menantang untuk berfoto atau swafoto.
Peta jalan
Keberadaan sejumlah obyek yang menarik kehadiran wisatawan lantas membuat Pemerintah Kota Ternate menyatakan sektor pariwisata sebagai andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi setempat.
Momentum GMT berhasil menjadi ajang promosi gratis. Bagaimana tidak, Skip dan lebih kurang 4.000 orang datang ke Ternate. Dari jumlah itu, 1.157 orang merupakan warga asing.
Namun, Pemerintah Kota Ternate belum memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. Kondisi di lokasi wisata tidak bedanya dengan hari-hari biasa.
Sarana-prasarana masih jauh dari memadai. Peta jalan untuk memudahkan wisatawan pun tidak tersedia. Itulah kekurangan yang disampaikan wisatawan asal Inggris, James (29), saat hendak meninggalkan Ternate.
Namun, secara keseluruhan, Skip dan James mengatakan kagum dengan keindahan pulau yang baru pertama kali mereka datangi itu. Magi pulau vulkanik itu telah menyihir mereka sehingga mereka pun berjanji akan kembali lagi.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR