“Dari regulasi penerbangan, kita sudah memberikan data-data cuaca. Di sisi pilot, kami harapkan bisa melaporkan juga cuaca,” imbuh hari. “Sewajarnya saling crosscheck mengenai kondisi riilnya seperti apa saat terbang.
Di luar dua kasus Etihad Airways dan Hong Kong Airlines, insiden turbulensi pesawat bisa terjadi di mana saja dan tidak hanya di wilayah Indonesia.
Karena itu ada baiknya mengambil langkah pencegahan sederhana untuk menghindari cidera saat turbulensi mendadak, yakni dengan selalu mengenakan sabuk pengaman saat berada di kursi, termasuk ketika sedang tidur.
Dalam turbulensi tingkat 3, pesawat mengalami perubahan ketinggian dan arah yang besar sehingga bisa lepas kendali selama beberapa saat.
Di dalam, penumpang yang memasang sabuk pengaman akan merasakan sensasi terjepit parah, sementara mereka yang tidak memakai seat belt atau sedang berjalan akan terlempar.
Dari jenisnya, turbulensi Etihad Airways EY-474 termasuk kategori Clear Air Turbulence (turbulensi cuaca cerah, CAT) yang sulit dideteksi secara visual maupun oleh radar cuaca.
CAT sering terjadi di area Tropopause, ruang udara antara Troposphere dan Stratosphere yang berada di ketinggian antara 23.000-39.000 kaki (7.000-12.000 meter di atas permukaan laut.!break!
Turbulensi Hong Kong Airlines
Hanya berselang dua hari semenjak peristiwa yang menimpa pesawat Etihad Airways, turbulensi parah kembali terjadi.
Kali ini menimpa pesawat Hong Kong Airlines nomor penerbangan CRX-6704/ HX-6704 pada Sabtu (7/5/2016) dinihari pukul 02.40 WIB di wilayah udara sekitar pulau Kalimantan.
Pesawat itu sedianya akan menuju Hong Kong usai bertolak dari Bali. Namun, usai terkena turbulensi, pilot Tinios Peter memutuskan untuk kembali ke Bandara Ngurah Rai.
Sama dengan Etihad Airways, turbulensi yang dialami Hong Kong Airlines HX-6704 juga termasuk dalam ketegori parah dan dari jenis CAT.
Sebanyak 17 orang dalam penerbangan Hong Kong Airlines HX-6704 dilaporkan mengalami cidera. Sementara, Etihad Airways EY-474 mencatat 31 penumpang dan awak pesawat terluka. Banyak di antara mereka mengalami patah tulang akibat terlempar.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR