Setelah sepanjang hari berfotosintesis, apakah kemudian pohon tertidur?
Hal itu tergantung bagaimana kita mendefinisikan ‘tidur’, tetapi pohon memang mengistirahatkan dahan-dahannya pada malam hari, yang mungkin bisa dikatakan sebagai tanda tidur.
Dalam laporan studi yang mengamati perilaku tidur pohon, peneliti memasang laser yang mengukur pergerakan dua pohon birch perak (Betula pendula) di malam hari. Satu pohon berada di Finlandia, dan yang lainnya di Austria. Keduanya di pantau dari senja hingga pagi harinya, di kondisi malam yang kering dan berangin di bulan September. Saat itu, dekat dengan ekuinok matahari, ketika waktu siang dan malam hampir setara.
Pemindai laser menggunakan cahaya inframerah untuk menerangi bagian yang berbeda dari pohon, masing-masing untuk sepersekian detik, sehingga cukup detail untuk mengamati bagian-bagian berbeda pada pohon.
Dalam penelitian yang diterbitkan di journal Frontiers in Plant Science ini, dahan dan dedaunan pohon merosot pada malam hari; mereka mencapai posisi terendah selama beberapa jam sebelum fajar menyingsing, kemudian kembali tegak selama siang hari.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa seluruh pohon terkulai selama malam hari, perubahan posisi terlihat jelas pada daun dan dahan," ujar peneliti utama studi, Eetu Puttonen. Puttonen merupakan peneliti di Finnish GeoSpatial Research Institute.
Ia menambahkan, “perubahannya memang tidak terlalu mencolok, hanya sekitar 10 cm pada pohon yang tingginya sekitar 5 meter.
Belum jelas apakah Matahari yang “membangunkan”, atau mereka punya ritme sirkadian tubuh sendiri. “Tetapi fakta bahwa beberapa dahan mulai kembali ke posisi siang hari sebelum matahari terbit mungkin menunjukkan bahwa pohon mengandalkan ritme sirkadian tubuh untuk bangun.
Kebanyakan organisme hidup memiliki ritme sirkadian siang dan malam. Biasanya, beberapa tanaman membuka kelopak bunga mereka hanya pada pagi hari, dan ada juga beberapa pohon yang menutup daun mereka pada malam hari.
Ahli botani terkenal, Carl Linnaeus (1707-1778) mengatakan, beberapa tanaman bunga yang diletakkan di ruang bawah tanah tetap membuka dan menutup kelopak bunganya. Naturalis Charles Darwin (1809-1882) mencatat bahwa pergerakan malam hari daun-daun dan tangkai-tangkai pada tanaman tampak tertidur.
Meski begitu, studi keduanya terfokus pada tanaman kecil yang tumbuh di dalam pot. Baru studi inilah yang mewakili tanaman besar.
“Pergerakan tanaman selalu terkait erat oleh keseimbangan air di sel individu, yang dipengaruhi oleh cahaya selama proses fotosintesis,” ujar penulis kedua studi, András Zlinszky, peneliti di Centre for Ecological Research at the Hungarian Academy of Sciences.
Peneliti mengatakan bahwa di masa depan, mereka berencana menguji pergerakan air di dalam masing-masing pohon dan membandingkannya dengan pengukuran menggunakan pemindaian laser.
“Ini akan memberi kita pemahaman lebih baik tentang penggunaan air harian pada pohon dan pengaruh mereka pada iklim lokal atau regional,” tutup Puttonen.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR