Solar Impulse 2, sebuah pesawat terbang bertenaga surya, mendarat di Pennsylvania, Amerika Serikat, Rabu (25/5/2016) waktu setempat.
Sebelumnya, pesawat buatan Swiss ini menjalani penerbangan selama 17 jam setelah lepas landas dari Ohio.
Ohio adalah "kampung halaman" dari pioner penerbangan, Wilbur and Orville Wright.
Pesawat ini mendarat di Bandara Internasional Lehigh Valley, Allentown sekitar pukul 20:45 waktu setempat.
Diberitakan laman Associated Press, pesawat ini lepas landas dari Bandara Internasional Dayton pukul 4 pagi.
Sebelumnya, Solar Impulse 2 sudah melakukan perjalanan dari Bandara Internasional Tulsa ke Dayton akhir pekan lalu.
Penerbangan dari Dayton mengalami penundaan dari rencana semula pada Senin kemarin. Hal ini menyusul pemeriksaan teknis yang harus dilakukan karena adanya dugaan kerusakan mesin.
Pesawat ini diharapkan akan melaukan satu persinggahan lagi di AS, yakni di New York.
Setelah itu, Solar Impulse 2 akan menyeberangi Samudera Atlantik menuju Eropa atau Afrika Utara.
Perjalanan mengitari bumi ini sebelumnya dimulai para Maret 2015 dari Ibu Kota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi, ke Oman, Myanmar, China dan Jepang.
Sayap Solar Impulse 2 merentang lebih lebar dari sebuah Boeing 747. Di dalamnya dilengkap dengan 17.000 sel matahari, yang memungkinkan pesawat menyimpan daya dan mengisi baterainya.
Saat mengudara pada malam hari, pesawat ini menggunakan energi cadangan dari baterai.
Kecepatan ideal pesawat ini mencapai sekitar 28 mph, dan bisa lebih cepat dua kali lipat di saat matahari bersinar terik.
Pesawat ini pernah melakukan penerbangan selama lima hari dari Jepang ke Hawaii. Saat di Oahu, Hawaii, para teknisi kapal harus bertahan selama sembilan bulan menyusul kerusakan baterai.
Solar Impulse 2 kemudian terbang selama tiga hari dari Hawaii menuju Silicon Valley di California.
Sejak saat itu, berturut-turut pesawat ini terbang dari utara California to ke Phoenix, Arizona, dan ke Tulsa, Oklahoma, sebelum mendarat di Ohio.
Pejabat yang menangani proyek ini mengaku dua pilot Swiss yang menerbangkan pesawat ini adalah Bertrand Piccard dan Andre Borschberg.
Kendati telah terjadwal, terbuka kemungkinan untuk mengubah tempat dan tujuan demi menjalin kedekatan dengan penduduk lokal yang disinggahi.
Proyek yang dimulai pada tahun 2002 demi mencari energi alternatif terbarukan bagi peesawat ini ini diperkirakan telah menelan biaya sekitar Rp 1,35 triliun.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR