Yogyakarta menjadi salah satu magnet kunjungan wisata. Destinasi ini seolah tak pernah sepi dengan kunjungan wisatawan, baik dalam dan luar negeri. Destinasi wisata ini kerap kekurangan penginapan yang dapat menampung kedatangan gelombang pelancong.
Lantaran peluang yang masih terbuka lebar, hotel baru pun bermunculan. Salah satu penginapan anyar yang menawarkan konsep unik dan kreativitas atraktif adalah Woodpecker Pavillion. Letaknya strategis, di wilayah Demangan Baru, berjarak 2,2 kilometer dari penanda kota (Monumen Tugu) dan 3,5 kilometer dari ruas Jalan Malioboro.
Woodpecker menawarkan hunian dengan tema bed and breakfast. Bukan hanya itu, agar tetamu makin betah dan santai, pengelola telah merancang setiap sudut bangunan dengan dekor berseni tinggi. Dengan begini, setiap tamu yang menginap dapat menyegarkan pikiran demi mendapatkan beragam ide baru yang menarik. Layanan hotel ramah nan hangat juga akan membuat tetamu seperti berada di rumah sendiri.
Dengan menyediakan 20 kamar gres, Woodpecker termasuk produk laris dalam situs pemesanan Booking.com, yang sudah mengisi daftar pilihan akomodasi sejak 24 Februari. Selain konsep yang menarik, hotel ini menawarkan arsitektur bangunan yang ramah lingkungan berpadu dengan desain high end dan modern. Semua itu kian terasa pas dengan permainan warna alami, bukaan dan pencahayaan ruang.
Setiap kamar telah dilengkapi dengan televisi layar datar dan ranjang nan nyaman serta kamar mandi pribadi. Beberapa unit memiliki area bersantai. Bagi tetamu yang ingin mengobrol sejenak dengan kolega, Woodpecker menyediakan lounge yang mengasyikkan. Apabila ingin mendapatkan panorama matahari tenggelam atau cahaya gemintang di kala malam, kita tinggal menuju teras lantai atas. Niscaya kita kian betah tinggal di Yogyakarta.
Inilah sajian teranyar dari Woodpecker Pavillion. Dalam keluarga burung, pelatuk adalah jenis oportunistik dalam memandang nilai sekitar, bahkan terhadap pohon mati. Burung ini tak pernah hilang akal dalam menghadapi situasi sekitar dan selalu optimis memandangnya. Jadi, mengapa kita tidak mencoba penginapan ini agar tertular pada sifat positif tadi?
Penulis | : | |
Editor | : | Silvita Agmasari |
KOMENTAR