Otoritas dari Australia yang memimpin pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 berharap sebuah temuan bagian pecahan pesawat di Tanzania dapat mengungkap misteri tentang bagaimana pesawat itu jatuh.
Muncul spekulasi bahwa pesawat itu jatuh di Samudera Hindia selatan, setelah rangkaian penemuan puing di kawasan itu.
Pesawat MH370 mengangkut 239 penumpang dan kru, saat hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, 8 Maret 2014.
Pecahan pesawat yang terkait dengan kecelakaan ini pertama kali ditemukan berupa pecahan sayap sepanjang dua meter. Puing yang biasa dikenal dengan sebutan "flaperon" ini ditemukan di Pulau Reunion setahun silam.
Namun pecahan yang diperiksa oleh peneliti Perancis itu, meninggalkan pertanyaan yang belum terjawab tentang bagaimana pesawat itu tercebur ke laut.
"Kami juga telah melihat beberapa analisis dari Perancis yang menunjukkan bahwa pecahan \'flaperon\' itu dalam posisi aktif," ungkap Peter Foley, Kepala misi pencarian MH370, dari Biro Keamanan Transportasi Australia (ATSB).
Foley mengungkapkan hal itu dalam siaran jaringan televisiChannel Nine, Minggu malam, dan dikutip kantor berita AFP, Senin (1/8/2016).
Posisi "aktif" dari bagian pesawat itu menggambarkan kemungkinan pesawat mengambil posisi mendarat ketika masuk ke air. Hal itu pun sekaligus mengindikasikan adanya peran pilot yang mengendalikannya.
Selama ini, para penyelidik mempertimbangkan semua skenario berkaitan dengan kecelakaan itu.
Dari semua skenario yang ada, satu yang dirasa paling mendekati adalah bahwa pesawat itu melaju tanpa kendali dan kehabisan bahan bakar.
Demikian dikatakan mantan Kepala ATSB Martin Dolan pada bulan Maret lalu.
Foley kala itu juga mengatakan, jika pilot masih memegang kendali atas pesawat, ada kemungkinan jangkauan jelajah pesawat yang lebih jauh dari lokasi jatuh yang diperkirakan.
Sebuah tim peneliti dari Italia bulan lalu sempat mengungkapkan, areal penyebaran puing pesawat ini diperkirakan bisa mencapai 500 kilometer ke sebelah utara, dari titik penemuan.
Foley berharap bagian sayap yang kini diteliti di Canberra, dan telah dikonfirmasi sebagai bagian dari MH370 pada Jumat lalu, bisa mengungkapkan bagaimana pesawat tersebut jatuh.
"Kami mencari tahu apakah \'flaperon\' dalam posisi diaktifkan, karena hal ini menjadi kunci yang menentukan perbedaan skenario pada bagian akhir penerbangan tersebut," kata dia.
Australia, Malaysia, dan China adalah tiga negara dengan jumlah warga negara terbanyak yang menjadi korban dalam kecelakaan ini.
Ketiga negara itu pun telah menyatakan komitmen bahwa ketika lokasi jatuhnya pesawat telah selesai dijelajahi, --diperkirakan pada Desember mendatang, maka pencarian akan dihentikan. Kecuali, ada informasi kredibel baru terkait peristiwa ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR