Terumbu karang di lautan seluruh dunia, satu persatu akhirnya mati. Mereka adalah korban keganasan El Nino dan perubahan iklim, mimpi buruk yang perlahan mulai jadi nyata.
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa suhu lautan yang tinggi menyebabkan reaksi yang disebut pemutihan. Karang yang stress akibat kepanasan menyebabkan alga simbiotik berwarna-warni yang menjadi sumber makanan mereka terusir. Akibatnya karang berubah menjadi putih dan menghadapi ancaman kelaparan.
Tim ilmuwan Australia berusaha merekam pergolakan kematian dalam sebuah video, yang begitu mengerikan untuk disaksikan.
Baca juga: Tabir Surya Ramah Lingkungan Dibuat dari Bakteri
Peneliti meletakkan spesimen karang Heliofungia actiniformis ke dalam tangki air yang dirancang sesuai dengan lingkungan alaminya, dan kemudian dipanaskan.
Dalam rekaman tersebut, tampak karang mengusir alga-alga melalui proses yang disebut inflasi denyut. Karang mengembangkan tubuhnya hingga 340 persen dari ukuran normal sebelum berkontraksi keras dan menyemburkan organisme kecil selama 4-8 hari. Setelah itu, karang tampak berubah menjadi pucat dan masih kejang-kejang.
Dalam jangka waktu pendek, pemutihan memiliki manfaat bagi karang. “Pengusiran alga simbiotik karang selama stres panas dapat meningkatkan kesempatan bertahan hidup H. actiniformis selama suhu laut tinggi,” kata Luke Northdurft, salah satu peneliti.
Itu karena dari waktu ke waktu, panas menyebabkan alga simbiotik berubah jadi beracun, sehingga mengusir alga-alga dapat membantu karang tetap hidup. Akan tetapi, jika suhu air tak kunjung mendingin untuk membiarkan alga baru segera membuat koloni baru di karang, karang tersebut akan mati karena kelaparan.
Baca juga: Arkeolog: Batu Bersusun di Cidahu Bukan Peninggalan Zaman Lampau
Tanda-tanda karang mengalami stres telah terlihat di seluruh dunia. Pada April lalu, peta komprehensif terbaru mengungkap bahwa hingga 93 persen karang di Great Barrier Reef di Australia menderita akibat efek pemutihan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR