Sejak awal sejarah, manusia telah mendokumentasikan peristiwa surgawi. Astronom Tiongkok telah sangat baik mencatat supernova, mereka memiliki 20 daftar penampakan potensial selama rentang waktu 2.000 tahun.
Sisa-sisa supernova di masa lampau terikat dengan baik dengan pengamatan astronomi saat ini, ataupun dalam catatan sejarah. Namun, sekarang sulit menentukan pengamatan kapan tepatnya supernova akan terjadi. Dahulu, supernova memberikan informasi penting tentang jadwal bintang. Puing-puing bintang dapat memberitahu kita banyak tentang sifat dari bintang yang meledak, selain itu juga penafsiran umur yang jauh lebih mudah.
Salah satu penampakan dalam catatan sejarah adalah sebuah bintang terang yang terlihat di tahun 386 M. Bintang ini dianggap sebagai penyebab dari sisa kecantikan supernova G11.2-0.3, tetapi pengamatan terbaru dari teleskop NASA, Chandra, menunjukkan bahwa itu tidak pernah terjadi. Data terbaru dari Chandra menunjukkan bahwa awan gas padat lah yang berada di sepanjang garis pandang dari sisa supernova ke Bumi.
Chandra telah mengamati objek pada tahun 2000, 2003, dan 2013, yang memungkinkan para peneliti dari North Carolina State University dan New York University Abu Dhabi untuk memperkirakan secara tepat seberapa cepat nebula yang tersisa dari supernova akan berkembang?
Sebuah makalah diterbitkan dalam jurnal Astrophysical. Tim peneliti makalah tersebut memperkirakan bahwa materi bintang bergerak dengan kecepatan antara 700 dan 1.100 kilometer (435-680 mil) per detik.
Meskipun mungkin belum didokumentasikan secara historis, G11.2-0.3 masih merupakan objek yang sangat istimewa. Ia diyakini menjadi salah satu contoh supernova ‘runtuh-inti’ termuda. Jenis ledakan bintang yang terjadi pada akhir kehidupan bintang, ketika bintang tidak melepaskan energi yang cukup untuk mengimbangi massa, sehingga ia akan runtuh oleh beratnya sendiri.
Keruntuhan ini adalah bencana. inti tertekan sehingga membentuk sebuah pulsar, bintang neutron yang berputar cepat, dan pelepasan energi melontarkan lapisan luar bintang, terpisah untuk membentuk nebula.
Pada kasus G11.2-0.3, nebula terlihat sangat melingkar, tetapi astronom mampu menunjukkan jika penampilan dapat menipu. Para ilmuwan berpikir ledakan itu cukup merata, tapi angin bintang berikutnya baik dari pulsar atau dari bintang pendamping membantu mempercepat beberapa gas, dan nebula akhirnya tampak sangat simetris.
Jadi, supernova yang terlihat pada tahun 386 M kembali menjadi pengamatan yang belum terbukti, tetapi G11.2-0.3 pasti salah satu materi bagus untuk buku-buku sejarah.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR