Selama beberapa waktu, tim ilmuwan telah memantau perkembangan retakan di Larsen C, salah satu paparan es terbesar di dunia yang terletak di Semenanjung Antartika.
Awalnya, retakan di Larsen C memanjang sejauh 30 kilometer saat terdeteksi pada tahun 2011. Tim peneliti dari Proyek MIDAS, Survei Antartika Inggris yang melibatkan tim-tim dari universitas Inggris melaporkan, tetakan itu bertambah panjang 22 kilometer dan lebar sekitar 350 meter sejak diobservasi terakhir kali pada Maret 2016. Kini panjang retakan telah mencapai 130 kilometer.
“Sebelumnya kami telah menunjukkan bahwa retakan ini akan menyebabkan 9 hingga 12 persen area paparan es hilang. Lintasan retakan ini, sekarang menyiratkan tingkat probabilitas terjadinya hal tersebut menjadi semakin tinggi,” tulis Andrian Luckman, Daniela Jansen, Martin O’Leary dan tim MIDAS lainnya.
Model komputer menunjukkan bahwa ketika paparan es kehilangan areanya, es yang tersisa menjadi tidak stabil, sehingga bagian es terluar cenderung akan runtuh terus menerus. Keruntuhan paparan es akan semakin parah, ketika suhu udara yang hangat menyebabkan pembentukan sejumlah besar danau lelehan di atas paparan es.
Paparan es Larsen C termasuk bagian dalam paparan es Larsen, bersama dua paparan es lainnya, yakni Larsen A dan Larsen B. Larsen A dan B telah mengalami kehilangan es besar-besaran selama dua dekade terakhir. Kini, tinggal menunggu waktu hingga Larsen C—yang terbesar di antara ketiganya—mengalami hal serupa.
O’Leary, ahli gletser Swansea University dan salah satu anggota tim MIDAS mengatakan, “Sulit untuk mengatakan seberapa cepat keruntuhan itu akan terjadi, karena tidak ada pegangan pasti. Mungkin bukan besok, mungkin juga tidak lebih dari beberapa tahun lagi.”
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR