Bakteri Wolbachia kini tengah dikembangkan untuk mengatasi demam berdarah dengue (DBD) di sejumlah negara termasuk Indonesia. Namun, sejumlah pakar menyebut bahwa bakteri tersebut juga bisa menanggulangi`virus zika yang kini tengah merebak.
"Hasil riset yang dilakukan oleh universitas mitra kami, Monash University di Australia, skala laboratorium, Wolbachia bisa menaggulangi dengue, chinkungya, dan zika," ungkap Adi Utarini, peneliti Fakultas Kedokteran di Universitas Gajah Mada (UGM) yang mengembangkan Wolbachia untuk mengatasi dengue di Indonesia.
Efektivitas Wolbachia untuk mengatasi zika itu diteliti oleh Matthew T Aliota dan dilaporkan di Scientific Report pada 1 Juli 2016 lalu. Riset itu menyebut bahwa tingkat infeksi zika pada nyamuk Aedes aegypti yang telah memiliki Wolbachia lebih rendah.
Hasil penelitian tersebut membuka peluang baru mengatasi zikayang kini juga tengah merebak di Singapura. Namun demikian, menurut Utarini, Indonesia masih akan fokus pada upaya penggunaan Wolbachia untuk DBD. "Di Indonesia bebannya masih lebih besar DBD," kata Utarini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Analisis risiko yang dilakukan oleh tim independen pimpinanDamayanti Buchori, profesor entomologi Institut Pertanian Bogor (IPB), mengungkap bahwa risiko penggunaan Wolbachia untuk penanggulangan DBD bisa diabaikan. Langkah pengembangan lebih lanjut terbuka.
Utarini mengatakan, riset penggunaan Wolbachia untuk mengatasi DBD kini telah memasuki tahap ketiga. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas penggunaan Wolbachia. Penelitian diharapkan rampung pada 2019. Sebelumnya tahap sebelumnya mengungkap, nyamuk ber-Wolbachia bisa bertahan di lingkungan dan menekan infeksi dalam skala kecil.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR