Puluhan pola komunikasi lumba-lumba, termasuk siulan, decakan, dan postur tubuh, telah menarik banyak ilmuwan selama bertahun-tahun. Satu pertanyaan besar yang sampai saat ini sulit dipahami: Apakah mamalia yang sangat cerdas ini memiliki bahasa lisan mereka sendiri?
Minggu ini, sebuah makalah diterbitkan dalam Jurnal : Fisika dan Matematika Universitas Politeknik St. Petersburg cukup menggoda para pecinta lumba-lumba. Dua lumba-lumba botol Laut Hitam terekam telah bertukar serangkaian suara yang menyerupai percakapan antara dua orang.
Menurut penulis studi, Vyacheslav Ryabov, seorang peneliti senior di Stasiun T. I. Vyazemsky Karadag Scientific Station di Rusia, lumba-lumba secara bergantian memproduksi suara dan tidak mengganggu satu sama lain.
Ryabov menunjukkan bahwa variasi terlihat dalam tekanan suara yang setara dengan fonem, atau kata-kata, dan bahwa gesekan tekanan suara cukup bisa dianggap sebagai kalimat lumba-lumba.
Sementara temuan yang disajikan dalam makalah Ryabov tampak menarik dan baru, para ilmuwan yang telah menghabiskan puluhan tahun mempelajari titik komunikasi lumba-lumba justru menganggap temuan itu sebagai eksperimen yang buruk.
Menurut Richard Connor, ahli biologi laut dari Universitas Massachusetts-Dartmouth temuan ini terlalu dipaksakan.Connor telah meneliti interaksi sosial lumba-lumba selama lebih dari 30 tahun.
”Masalah terbesarnya sekarang adalah, ketika orang membuat penemuan-penemuan ilmiah lain tentang komunikasi lumba-lumba, masyarakat yang telah terkena omong kosong ini, tidak akan terkesan, karena mereka akan berpikir peneliti Rusia sudah menunjukkan bahwa lumba-lumba memiliki bahasa," jelas Connor.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR