Perjuangan tim selama berhari-hari membelah rimba belantara akhirnya berbuah manis. Mereka berhasil menggapai salah satu pucuk Beriun, di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Dengan terbukanya jalur menuju puncak Gunung Beriun, diharapkan membuka peluang dan mempermudah langkah untuk penelitian-penelitian lanjutan. Selain itu, pelibatan masyarakat setempat dalam ekspedisi, diharapkan dapat mendorong agar warga lokal lebih peduli dalam menjaga dan melestarikan alam Beriun.
“Dari penjelajahan ini, kami juga ingin mempublikasikan tentang Beriun dan karst Sangkulirang Mangkalihat kepada masyarakat luas, sehingga kelak dapat memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat lokal,” ujar Didi.
Sayangnya, kawasan karst Sangkulirang Mangkalahat—termasuk Gunung Beriun di dalamnya—kini terancam rusak akibat pertambangan semen, konversi hutan untuk perkebunan sawit dan pembalakan liar. Tanpa pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, maka masyarakat yang hidup di sekitar kawasan tersebut akan menghadapi resiko kekurangan air, kehilangan nilai ekologi, ekonomi, sosial dan budaya.
“Jika kita tidak berusaha melestarikan Beriun dan karst Sangkulirang Mangkalihat, mungkin anak cucu kita hanya bisa menyaksikan kejayaan tempat tersebut melalui foto-foto saja,” pungkas Yudi.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR