Jessica Joelle Alexander dan Iben Sandahl menuangkan investigasi serta hasil wawancara mengenai aturan sekaligus prinsip positif yang diterapkan oleh orangtua di Denmark kepada anak-anak dalam buku yang bertajuk The Danish Way of parenting.
Alexander dan Sandahl menuliskan bahwa orang-orang Denmark memiliki reputasi sebagai manusia terbahagia di dunia. Pasalnya, orang-orang di Denmark tumbuh sebagai anak-anak dengan masa kecil yang menyenangkan dan banyak bermain.
Alexander menguraikan, bermain merupakan aturan wajib yang ditetapkan negara untuk anak-anak. Jadi, orangtua tidak boleh melarang anak untuk bermain. Sebaliknya, orangtua harus memberikan dan menyediakan waktu bermain untuk anak-anak sebanyak-banyaknya.
Anak-anak di Denmark, tulis Alexander, diatur oleh negara untuk tidak boleh terlalu kelamaan belajar di dalam kelas atau rumah. Selain itu, kebanyakan orangtua di Denmark jarang menyertakan anak-anak pada ekstrakurikuler olahraga yang terorganisir.
Umumnya, anak-anak dibiarkan bermain di taman atau halaman rumah di akhir pekan selama yang mereka inginkan. Anak-anak Denmark dibiarkan memilih permainan dan aktivitas yang mereka suka serta membuat mereka bahagia.
Kemudian, kedua penulis buku tersebut di atas juga mengungkapkan bahwa tradisi orangtua Denmark selalu berusaha jujur pada anak-anak. Mereka (orangtua Denmark) sebisa mungkin berupaya dan berusaha untuk menerangkan kondisi yang sulit pada anak sesuai bahasa yang mudah dipahami.
“Orangtua di sana (Denmark) jarang menutupi kondisi dan situasi, baik dalam keluarga atau apapun yang terjadi di dunia,” jelas Alexander.
Membuat segalanya nyata, kata Alexander, membuat anak tidak gelisah dan hidup lebih tenang.
“Orangtua dan orang dewasa tidak membuat kehidupan anak menjadi sulit. Intinya, anak-anak harus dan wajib lebih banyak bermain ketimbang belajar,” imbuhnya.
Permainan yang biasa diajarkan pada anak di Denmark, sebut Alexander, selalu dalam kelompok bermain. Tujuannya agar anak memiliki rasa empati, belajar bersosialisasi, dan memahami pentingnya bertoleransi.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR