Otak kita menyusut sekitar satu hingga dua persen pertahun seiring bertambahnya usia. Penyusutan ini menyebabkan kita kehilangan sel-sel otak dan mempengaruhi proses pembelajaran serta memori.
Studi terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan University of Edinburgh menemukan bahwa menerapkan diet Mediterania dapat memperlambat penyusutan otak dan menjaga sel-sel otak aktif lebih lama sehingga penurunan kemampuan kognitif terhambat.
"Studi ini menambahkan bukti yang menunjukkan bahwa diet Mediterania memiliki dampak positif pada kesehatan otak dan mungkin dapat memberikan perlindungan jangka panjang," kata penulis utama studi, Michelle Luciano.
Diet Mediterania mencakup sejumlah besar buah-buahan, sayur mayur, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan biji-bijian sereal, ikan secukupnya, produk olahan susu dan daging merah dalam jumlah terbatas.
Untuk mengetahui dampak diet Mediterania terhadap otak, para ilmuwan mengumpulkan informasi pola makan 401 partisipan berusia 70 tahun. Kemudian mereka memindai otak para partisipan ketika berusia 73 dan 76 tahun untuk mengukur volume otak dan ketebalan korteks serebral.
Hasilnya, orang yang mengikuti diet Mediterania mempertahankan volume otak selama periode tersebut. Diet Mediterania mengurangi penyusutan otak hingga setengah dari presentase penyusutan normal.
“Meskipun bukti-bukti menunjukkan bahwa diet Mediterania dapat menjaga otak tetap sehat ketika Anda menua, kami belum dapat mengatakan bahwa diet jenis ini dapat mencegah demensia,” kata Manajer Penelitian di Alzheimer’s Society, Clare Walton.
Sementara itu, David Reynolds, Chief Scientific Officer di Alzheimer’s Research Inggris, David Reynolds mengatakan bahwa otak, seperti halnya bagian tubuh lainnya, dapat dipengaruhi oleh gaya hidup kita.
“Selain diet seimbang, ada beberapa faktor gaya hidup yang juga memainkan peran dalam membantu menjaga kesehatan otak. Di antaranya tidak merokok; tetap aktif secara fisik dan mental; hanya minum minuman beralkohol dalam jumlah wajar; dan mengontrol tekanan darah serta kolesterol,” pungkasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR