Lapisan abu dari letusan gunung berapi yang diketahui telah terjadi di Islandia pada tahun 877, membantu para peneliti menentukan garis waktu sejarah pada pulau-pulau di Kepulauan Faroe.
Dalam kotoran domba yang ditemukan telah membatu, tim menemukan DNA domba dan biomarker khas yang dihasilkan oleh sistem pencernaan domba. Membantu menguraikan kehidupan para domba, jauh sebelum kedatangan bangsa Viking.
"Cukup sulit untuk melihat tidak adanya bukti spesifik dari pulau tak berpenghuni, sehingga kami harus dapat melihat dampak dari perubahan yang mereka (bangsa pertama) buat terhadap lingkungan, khususnya melalui identifikasi hewan gembala," ungkap Nicholas Balascio dalam Gershon.
Nicholas Balascio adalah seorang ahli geologi di College of William and Mary. Ia tidak melihat temuan rangka spesifik dari penghuni pertama di Kepulauan Faroe, sehingga risetnya tertuju pada lingkungan, termasuk lewat kotoran domba yang ditemukan.
Temuan tim yang cukup menguatkan, dilakukan dalam riset pada tahun 2013, tentang biji-bijian jelai hangus yang ditemukan di bawah lantai rumah panjang bangsa Viking di Sandoy, salah satu pulau di Kepulauan Faroe.
"Biji-bijian yang ditemukan, diperkirakan berasal dari 300 hingga 500 tahun sebelum kedatangan bangsa Viking di wilayah tersebut," lapor David Nield dalam tulisan Livia Gershon.
Indikasi lain yang menunjukkan adanya pemukim awal di Faroe adalah teks-teks abad pertengahan yang menunjukkan bahwa para biarawan Irlandia mencapai wilayah itu pada awal abad keenam, serta penanda kuburan dan nama tempat Celtic yang tidak bertanggal.
Baca Juga: Praktik Peternakan Domba Arab Kuno Terungkap Berkat Mumi Domba
DNA dari penduduk di Kepulauan Faroe modern, menunjukkan bahwa nenek moyang mereka sebagian besar adalah bangsa Viking, sedangkan DNA ibu mereka sebagian besar adalah Inggris atau Irlandia, yang menguatkan adanya pengaruh bangsa Celtic.
Terlepas dari reputasi bangsa Viking dalam bidang pelayaran, orang Skandinavia (termasuk Viking) hanya mengadopsi pelayaran jarak jauh antara tahun 750 dan 820 M, lebih lambat dari beberapa orang Eropa lainnya, termasuk dari bangsa Celtic.
Baca Juga: Sepatu Kulit Tertua 5.500 Tahun, Ditemukan di Lubang Kotoran Domba
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR