Pengalaman di masa kecil yang bersifat traumatik akan meninggalkan bekas yang sulit dipulihkan, bahkan juga memicu gangguan perilaku.
Anak-anak yang sering menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki perilaku psikopat. Demikian menurut studi terbaru.
Dalam penelitian itu, peneliti mengamati perilaku psikolat pada 130 narapidana laki-laki dan mewawancarai untuk mencari tahu apakah mereka pernah menyaksikan kekerasan dalam rumah saat usia anak-anak.
Baca juga: Bocah Sepuluh Tahun Temukan Fosil ‘Ikan Kadal’ yang Langka
Istilah "psikopat" seringkali digunakan secara tidak tepat oleh awam untuk mendeskripsikan seseorang yang kejam. Namun, dalam dunia psikologi istilah ini punya arti spesifik.
Salah satu yang termasuk dalam perilaku psikopat adalah perasaan tidak realistik seseorang lebih superior dibanding orang lain, cenderung memanipulasi orang lain, tidak ada empati, dan kecenderungan melakukan tindakan antisosial seperti kejahatan.
Hasil studi ini menyimpulkan, bukan hanya anak yang jadi korban kekerasan saja yang bisa memiliki perilaku psikopat, tapi juga anak-anak yang menyaksikan kekerasan di rumahnya.
Mengapa anak-anak tersebut akan menjadi psikopat belum diketahui dengan jelas. Namun, seorang anak memang meniru perilaku yang ada di lingkungan terdekatnya.
Bukan hanya itu, anak-anak tersebut juga memiliki perilaku psikopat sebagai cara untuk menghindar agar tak menjadi target kekerasan yang dilakukan anggota keluarganya.
Baca juga: Mengenal Porfiria, Penyakit yang Membuat Seseorang Takut Sinar Matahari Bak Vampir
Penelitian yang dipimpin oleh Monika Dargis, kandidat doktor psikologi ini memilih populasi narapidana karena psikopat lebih sering ditemui di populasi ini.
Meski demikian, penelitian ini tidak menemukan hubungan sebab akibat, namun hanya adanya kaitan saja.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR