Dalam beberapa tahun terakhir, Republik Afrika Tengah menerima pertanyaan-pertanyaan paling memilukan di Afrika: Bagaimana sebuah negara yang relatif besar (hampir seukuran Prancis), dengan populasi kecil (4,5 juta) dan sumber daya alam melimpah (termasuk emas, berlian, dan kayu), menjadi negara gagal? Bagaimana sebuah tempat yang telah menghindari konflik-konflik besar selama 57 tahun kemerdekaannya dan telah menjadi tempat perlindungan bagi para pengungsi dari negara-negara tetangga yang tengah dilanda perang, tiba-tiba justru menjadi lahan pembunuhan?
Demi mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, fotografer Marcus Bleasdale dan penulis Peter Gwin berkelana ke seluruh wilayah Republik Afrika Tengah yang tengah goyah akibat perang saudara brutal. Perang tersebut merenggut nyawa ratusan ribu penduduk, membuat hampir satu juta penduduk terlantar, dan menghancurkan infrastruktur negara. Kisah Bleasdale dan Gwin, “The Burning Heart of Africa”, muncul dalam majalah National Geographic edisi Mei.
Selama tahun-tahun pelaporannya, Bleasdale juga merekam banyak video yang mendokumentasikan konflik dan menyuguhkan pandangan yang lebih mendalam melampaui berita utama. Inilah gambaran kehidupan sehari-hari para penduduk yang terperangkap dalam kisruh dan perpecahan negara mereka dan tekad kuat mereka untuk bertahan dan membangun kembali tanah air tercinta.
(KEBIJAKSANAAN PEMIRSA DIANJURKAN)
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR