Hutan Yucatán di Meksiko tidaklah dikenal sebagai tempat yang “kaya” akan penemuan fosil. Lingkungan yang lembab telah menghancurkan sebagian besar jejak tulang binatang yang tinggal di area tersebut selama ribuan tahun. Namun, ada satu tempat yang menyimpan “harta tersembunyi” yang tak terduga, yaitu di dalam gua.
Setela menyelam sejauh 100 kaki di sebuah gua batu kapur pada tahun 2009, penjelajah gua bawah air, Vicente Fito, menemukan sebuah fosil kungkang dengan kondisi yang masih sangat baik. Baru-baru ini, temuan tersebut dikonfirmasi sebagai ilmu pengetahuan yang belum pernah diketahui sebelumnya. Bersama National Institute of Anthropology and History in Mexico, Fito menyimpan dan memelihara tulang-belulang tersebut.
Spesies baru kungkang, yang disebut Xibalbaonyx oviceps, direpresentasikan oleh tengkorak yang nyaris sempurna dan banyak tulang lainnya. Kungkang tersebut diprediksi mati di gua saat permukaan laut lebih rendah dan ia pun mengering. Kerangka yang sudah kering itu terjaga dengan baik di dalam gua yang menaungi selama 10.000 tahun, karena tidak pernah terjamah oleh siapapun selama ribuan tahun.
Peneliti tidak begitu yakin seberapa besar Xibalbaonyx, meskipun diprediksi sekitar 500 pon. Kungkang telah mengalami serangkaian perubahan ukuran tubuh selama sejarah evolusioner mereka, mulai dari kungkang modern dua kaki dengan berat 10 pon hingga kungkang tanah raksasa asli Amerika Utara yang telah punah—yang bernama Megalonyx jeffersonii—dengan berat lebih dari 2.000 pon.
Fosil kungkang tertua yang pernah ditemukan yaitu fosil berusia sekitar 9 juta tahun dan ditemukan di Argentina. Penemuan baru ini menunjukkan bahwa kungkang raksasa menyebar ke seluruh Karibia sebelum 11.000 tahun yang lalu. Meksiko diprediksi sebagai jalur utamanya menuju Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR