Ada yang berbeda di rapat PBB pada tanggal 11 Oktober 2017 silam. Rapat tersebut ternyata tidak hanya diikuti manusia saja.
Adalah Sophia, robot menyerupai manusia perempuan, yang hadir di rapat tersebut. Ia diciptakan oleh Dr. David Hanson, founder dari Hanson Robotics.
Sekilas, tampak tidak ada yang membedakan Sophia dengan peserta yang hadir. Kecuali lampu dan kabel warna-warni yang menyelimuti punggung kepala Sophia.
(Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Lengan Robotik yang Bisa Dikendalikan Pikiran dan Merasakan Sensasi)
Kehadiran Sophia di Gedung PBB berperan sebagai panelis robot pertama dalam Rapat tersebut.
Saat itu Perwakilan Serikat PBB mengadakan pertemuan dengan mengusung tema "Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) di Tengah Pesatnya Perkembangan Teknologi".
Dalam sebuah video Youtube yang diunggah oleh akun resmi PBB, Sophia tampak tidak hanya hadir di rapat tersebut. Ia juga berbicara dengan menyebutkan bahwa dirinya berada di sana untuk menawarkan masa depan.
(Baca juga: Perlukah Kita Takut Dikalahkan oleh Kecerdasan Buatan?)
"Terima kasih sudah mengundang saya di PBB. PBB merupakan salah satu wadah yang merepresentasikan dunia untuk bekerja menyelesaikan sebuah manfaat untuk semuanya. Dan saya di sini untuk menawarkan kalian menciptakan masa depan," ujar Sophie dalam pidato pembukanya.
Pada video berdurasi lebih dari 2 menit tersebut tampak pula Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina J. Mohammed melakukan interaksi dengan Sophie.
"Menurut Anda, apa yang kami lakukan untuk membantu berbagai orang di belahan dunia yang tidak memiliki akses internet atau listrik," tanya Mohammed kepada Sophia di tengah Rapat.
"Masa depan saat ini sudah tersedia. Sayangnya tidak tersebar secara merata. Jika kita lebih cerdas dan fokus pada hasil yang besifat win-win, AI dapat membantu mendistribusikan sumber daya dunia yang ada dengan baik, seperti makanan dan energi," jawab Sophia.
Sebelumnya saat membacakan pidato pembuka, Mohammed memperingatkan bahwa teknologi memiliki sisi selayaknya dua mata pisau.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR