Saya terkejut saat dapat informasi dari Darmawan Budi Prihanto, Lead Operation G&G Pertamina Hulu Energi.
Dengan kalem, Darmi, begitu dia biasa disapa, mengabarkan, “Ada info terbaru nih, di lokasi yang akan kita datangin nanti sudah dikeruk.”
“Trus bagaimana, mas?” tanya saya.
“Wah, mesti siap-siap nyari bahan lagi nih!” sahut Arieffian Eko Kurniawan, ahli geologi Pertamina Hulu Energi, tertawa. Kebetulan, Fian, sapaan akrabnya, terlibat obrolan menarik dengan saya dan Darmi.
Fian melanjutkan, “ya seperti gitu. Seperti kemarin, sebulan kita gak datang, ternyata udah ada bukaan baru dan yang kita lihat sebelumnya sudah hilang. Gak papa kok. Jadi bisa ada yang baru. Malahan lebih bagus.” ujarnya.
Saya memang sedang menggali informasi dalam penjelajahan bersama rombongan besar tim eksplorasi Pertamina Hulu Energi yang bertajuk "Unravel Petroleum System of Rembang Zone" yang berlangsung pada 23 – 26 Oktober, di wilayah Blora, Rembang, Cepu dan sekitarnya.
Saat hari kedua menjelajah, saya berkesempatan melemparkan sejumlah pertanyaan kepada Budi Tamtomo VP Exploration Operation & Asset Management Pertamina Hulu Energi. Ahli geosains senior ini menjawabnya dengan lugas.
Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan fieldwork ini?
Awal mulanya biasanya yang namanya fieldwork kami selalu menggunakan konsultan. Nah kami, manajemen, melihat bahwa sebetulnya kita sendiri bisa berlaku sebagai konsultan, hanya belum pernah dicoba. Pada waktu kita lakukan pertamakali, banyak keraguan yang dialami adik-adik kita di eksplorasi. Tapi terus kami dorong. Karena kami lihat banyak adik-adik kita yang studinya sudah sampai jenjang S2. Jadi pada waktu itu kami yakin pasti bisa.
Pada fieldwork pertama, permasalahan difokuskan pada hal hal yang sifatnya tidak rumit. Karena untuk bisa memulai sesuatu biasanya harus diawali dengan sesuatu yang paling sederhana. Hingga akhirnya kami bisa lakukan sampai yang ke-4 saat ini.
Pada pertama kali berjalan, saya melihat persiapan mereka sangat luar biasa, terutama persiapan dari sisi teknikalnya. Kami yakin, kesulitan yang akan ditemui hanya saat mengawalinya saja. Tetapi jika sudah berjalan di lapangan, masing-masing akan menampilkan talenta dan keilmuannya. Kami melihat tiap peserta memiliki fokus yang spesifik. Ada yg ahli struktur, stratigrafi, dan sebagainya.
Setelah acara selesai, dan kami lakukan evaluasi, kami melihat bahwa adik-adik ini mempunyai keberanian. Dari situlah lalu kami lanjutkan dengan yang kedua dan ketiga. Nah baru yang ke-5 kali ini ada ide yang agak berbeda. Perbedaannya adalah karena temanya diangkat dari kasus kasus yang sedang kita alami di pekerjaan kita sehari hari. Jadi kegiatan ini sebenarnya merefleksikan kegiatan kita sehari hari. Di pelaksanaan yang ke-5 ini sudah berani mengusulkan berdasarkan kasus yang ditemui di lapangan. Lalu ide tersebut kami akomodir.
!break!Adakah perbedaan antara pelaksanaan sendiri dengan saat dibantu jasa konsultan?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR