Beredarnya foto-foto keadaan jalur pendakian Gunung Ijen yang berlubang mendapatkan reaksi dari warganet. Mereka menandatangani petisi "Save Kawah Ijen, Stop Pembangunan di Puncak". Petisi yang digagas oleh Sea Soldier Banyuwangi ini telah ditandatangani sekitar 13.000 orang sejak dibuat pada Kamis (2/11/2017).
Dalam petisi tersebut dijelaskan bahwa Kawah Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur. Gunung yang terkenal dengan kawah hijau tosca dan blue fire (api biru) ini menjadi salah satu magnet wisata di Jawa Timur.
Kawasan Gunung Ijen adalah taman wisata alam yang berdampingan dengan cagar alam. Luas taman wisata alam di Kawah Ijen hanya sekitar 93 hektar, sedangkan sisanya merupakan cagar alam. Kawasan Gunung Ijen juga merupakan tempat berbagai biota yang dilindungi, seperti elang jawa dan beberapa tanaman langka.
(Baca juga: Semburat Api Biru Ijen yang Mendunia)
"Karena berdampingan dengan cagar alam itulah, sangat tidak tepat jika Ijen dijadikan wisata massal (mass tourism), termasuk dengan masifnya pembangunan di sana, bahkan hingga puncak Gunung dekat dengan kawah," jelas Putri, dari Sea Soldier Banyuwangi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/11/2017).
Dalam petisi tersebut, menurut Putri, dijelaskan pula bahwa segala aktivitas pembangunan dan kegiatan manusia yang berlebihan di kawasan ini akan memengaruhi ekosistem dan konservasi alam.
Meski pembangunan diklaim dilakukan di kawasan blok publik, tetapi pembangunan ini secara jangka panjang akan memengaruhi ekosistem habitat biota di Kawasan Gunung Ijen. Apalagi bangunan yang dibuat di atas puncak merupakan bangunan permanen dengan beton, semen, dan galian fondasi di puncak gunung.
"Untuk itu, kami mengajak seluruh masyarakat yang peduli terhadap lingkungan untuk menandatangani petisi ini untuk menolak seluruh pembangunan yang dilakukan BKSDA di puncak Ijen. Bukan hanya merusak keindahan asli Gunung Ijen, tapi juga berpotensi membahayakan ekosistem dan konservasi di kawasan Gunung Ijen," jelas dia.
Petisi tersebut akan dikirimkan ke Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur, serta Gubernur Jawa Timur.
(Baca juga: Mengais Berkah di Gejolak Kawah)
Sementara itu, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur mengatakan bahwa pembangunan di kawasan puncak Ijen bukan tindakan yang tepat walaupun secara aturan diperbolehkan karena masuk kawasan wisata alam.
Namun, pembangunan itu harus tetap mempertimbangkan aspek keselamatan biota yang ada di wilayah tersebut karena berbatasan langsung dengan wilayah cagar alam.
"Perlu ada kajian secara mendalam terkait ini dan kami secara tegas menolak segala pembangunan di kawasan yang berdampingan dengan cagar alam," tegas Ketua Walhi Jatim Rere Christanto.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR