Didirikan oleh sekelompok wirausaha muda di Washington DC, AS, tujuan Muzbnb adalah menyediakan alternatif Airbnb pagi para traveller muslim yang sering mengalami diskriminasi. Diketahui bahwa muslim sering kesulitan mencari penginapan melalui platform Airbnb.
Pada 2015, seorang pelancong asal Brunei diminta oleh tuan rumahnya agar tidak membawa muslim ke penginapan. Sebab, itu akan menimbulkan ketakutan pada orang-orang di sekitarnya. Dalam pesan lainnya, tuan rumah meminta agar si pelancong mencari penginapan yang pemiliknya merupakan seorang muslim.
(Baca juga: Dialah Perempuan Eropa Pertama yang Melancongi Hindia Belanda)
Meskipun peraturan Airbnb sendiri melarang adanya diskriminasi, namun masih banyak tuan rumah yang menolak tempatnya diisi oleh wisatawan muslim. Tahun lalu, kolumnis Daily Life, Zeynab Gamieldien, melaporkan bahwa ia menerima penolakan delapan kali berturut-turut di Airbnb. Hal yang sama juga disampaikan oleh Iman Amrani dari The Guardian. Ia ditolak oleh tuan rumahnya ketika memesan kamar di Paris, Prancis.
"Kami mendengar banyak cerita dari para muslim tentang diskriminasi dan kesulitan yang mereka hadapi ketika travelling. Tujuan kami membuat situs ini adalah ingin membuat muslim merasa nyaman dan diterima saat melancong," kata Hadi Shakur, pendiri Muzbnb.
Muzbnb merupakan salah satu bisnis yang berkembang dalam industri "wisata halal". Menurut MasterCard\'s 2016 Global Muslim Travel Index, sekitar 117 juta muslim berwisata ke luar negeri pada 2015. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah menjadi 168 juta pada 2020.
(Baca juga: 6 Tips Menjadi Traveler yang Sesungguhnya)
Meskipun konsep Muzbnb mirip dengan Airbnb, namun ada fitur unik lain yang membedakannya. Misal, kolom pencarian yang mengutamakan penginapan dekat dengan masjid dan restoran halal, atau tempat beribadah yang memiliki literatur Islam lebih lengkap.
Para pelancong muslim juga bisa \'menyaring\' penginapan dengan memilih yang khusus perempuan atau laki-laki. Juga yang bebas dari alkohol serta obat-obatan terlarang.
Meskipun dibuat dari dan untuk para muslim, namun pihak Muzbnb mengatakan, non-muslim pun diperbolehkan jika ingin memesan penginapan melalui situs ini.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR