Nationalgeographic.co.id—Sebagai anak-anak, banyak dari kita menempatkan bintang plastik bercahaya dalam gelap di langit-langit kamar tidur kita. Banyak juga orang yang suka memberi sentuhan pada objek biasa seperti cat dan pakaian dengan menambahkan elemen glow-in-the-dark pada objek tersebut. Namun, kita bukanlah spesies yang memiliki ide untuk membuat benda bersinar dalam gelap. Alam telah melakukan ini selama berabad-abad dengan berbagai macam hewan.
Menemukan jamur glow-in-the-dark mungkin tampak seperti pemandangan dari dunia fantasi, tetapi pada kenyataannya, ada beberapa jamur yang dapat memancarkan cahaya.
Laporan jamur bioluminescent pertama kali tercatat ribuan tahun yang lalu. Aristoteles menggambarkan cahaya misterius pada sepotong kayu yang membusuk karena miselium bercahaya sebagai "api dingin". Pada abad ke-17, seorang dokter Belanda mencatat bagaimana penduduk asli Indonesia menggunakan jamur dengan cahaya kebiruan sebagai senter saat bepergian di malam hari.
Di Mikronesia, penduduk asli memakai jamur bercahaya ini sebagai hiasan kepala untuk tarian ritual. Mereka juga akan mengoleskannya di wajah mereka untuk menakut-nakuti orang. Dalam budaya lain, orang menganggap jamur bercahaya sebagai pertanda buruk dan akan menghancurkannya.
Apa itu jamur bercahaya?
Dari lebih dari 100.000 spesies jamur yang diketahui, para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 80 spesies jamur bercahaya. Sebagian besar jamur ini termasuk dalam garis keturunan Omphalotus, Armillaria atau Mycena .
Jamur ini memancarkan cahaya kehijauan dengan panjang gelombang 520-530nm. Bagian jamur yang bercahaya meliputi tubuh buah (tutup dan insang), benang miselia, atau keduanya. Misalnya, tubuh buah dan miselium jamur dari genus Omphalotus dan Mycena Keduanya dapat bersinar , sedangkan hanya miselium jamur dari genus Armillaria yang dapat memancarkan cahaya.
Orang akan berpikir bahwa jamur ini bersinar sepanjang hidup mereka, tetapi bukan itu masalahnya. Mereka memancarkan cahaya hanya untuk periode tertentu dari siklus hidup mereka. Selama sisa hidupnya, jamur tidak memancarkan cahaya apa pun.
Cahaya tubuh buah dan miselium yang lebih muda lebih terang daripada tubuh buah dan miselium yang matang.
Mengapa mereka bersinar?
Alasan di balik sifat bercahaya beberapa jamur adalah bioluminesensi. Ini adalah fenomena di mana reaksi kimia menyebabkan organisme menghasilkan dan memancarkan cahaya. Energi yang dihasilkan selama reaksi berubah menjadi cahaya.
Kunang-kunang, kalajengking dan hewan laut seperti ubur-ubur dan anglerfish menunjukkan bioluminescence dengan mekanisme yang sama.
Source | : | Science ABC |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR