Setelah Juli lalu dunia musik dikejutkan dengan kabar meninggalnya Chester Bennington, "pentolan" band rock Linkin Park, karena bunuh diri, kali ini publik kembali dikejutkan dengan kasus serupa. Salah satu anggota grup vokal asal Korea, SHINee, ditemukan tak bernyawa pada Senin (18/12/2017) sore waktu Korea.
Jonghyun, penyanyi kelahiran 8 April 1990 ini diduga mengakhiri hidupnya dengan cara meracuni diri dengan menghirup karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran briket batubara di wajan.
Walaupun belum ada pernyataan resmi dari agensi yang menaungi SHINee, SM Enternainment, namun pelaporan kakak Jonghyun kepada polisi Gangnam dapat menjadi informasi bagaimana Jonghyun mengakhiri hidupnya.
"Pada 18 Desember pukul 16:42, kakak Jonghyun melapor ke polisi bahwa adiknya hendak bunuh diri", ungkap polisi Gangnam. "Kami ke kediaman Jonghyun di Chungdam dan menemukan dia berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyalakan briket batubara di wajan", tambah polisi tersebut.
Kematian Jonghyun menambah panjang daftar musisi yang meninggal dunia akibat bunuh diri.
Bunuh diri telah menjadi sebuah fenomena menyedihkan yang terjadi di seluruh dunia. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan, sekitar 800.000 orang tewas akibat bunuh diri setiap tahunnya. Jumlah ini belum termasuk kasus-kasus percobaan bunuh diri.
Ada beragam faktor yang bisa memicu seseorang untuk bunuh diri, seperti masalah ekonomi, konflik dengan keluarga, ditolak dalam pergaulan, masalah percintaan, pernah mengalami pelecehan seksual, menjadi korban perundungan (bullying), hingga motif terorisme.
Di luar hal-hal tersebut, hasrat ingin bunuh diri juga kerap kali berhubungan dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Dikutip dari Alodokter, berikut ini beberapa kondisi kesehatan mental yang bisa memicu seseorang untuk melakukan bunuh diri:
Gangguan bipolar
Orang yang memiliki gangguan bipolar memiliki risiko 20 kali lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan dengan orang yang tidak mengidap bipolar. Penderita gangguan bipolar kerap mengalami perubahan suasana hati yang sangat drastis dalam kurun waktu yang sempit.
Mereka bisa merasa sangat gembira dan bersemangat, kemudian mendadak berubah menjadi sedih, kehilangan semangat dan bahkan depresi.
(Baca juga: Kenali Perubahan "Mood" Karena Bipolar)
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR