Tak ada yang menolak untuk menjadi sehat. Untuk mendapatkannya, asupan yang masuk ke dalam tubuh haruslah selektif. Vitamin, serat, dan lemak harus dikontrol agar tak menciptakan penyakit yang merugikan diri sendiri di kemudian hari.
Dikutip dari kompas.com pada Jumat (22/12/2017), ahli diet terdaftar dan salah satu pendiri Dietitians for Professional Integrity, Andy Bellati, menyebutkan beberapa daftar makanan yang harus dipertimbangkan sebelum dikonsumsi.
Jus
Mengonsumsi jus terasa jauh lebih praktis daripada harus membersihkan sayur atau mengupas kulit buah terlebih dahulu. Namun, cara ini justru menghilangkan serat sebagai salah satu kandungan penting dari sayur dan buah. Serat juga membuat anda lebih kenyang sampai waktu makan besar berikutnya.
Tanpa serat, yang tersimpan di dalam tubuh adalah gula. Dalam jangka pendek, makanan tinggi gula dan rendah protein akan lebih cepat menimbulkan lapar, perubahan suasa hati, dan membuat kekurangan energi. Sedangkan dalam jangka panjang, Anda bisa kehilangan massa otot karena kekuarangan protein.
Minyak Kelapa
Minyak kelapa sangat sering digunakan untuk memasak. Secara keseluruhan, minyak kelapa memiliki kandungan kalori dan lemak seperti minyak zaitun.
Jika dibandingkan dengan satu sendok makan, minyak zaitun memiliki 1 gram lemak jenuh dan 10 gram lemak tak jenuh ganda yang sehat. Sedangkan, satu sendok makan minyak kelapa mengandung 12 gram lemak jenuh dan hanya 1 gram lemak sehat.
Para ahli gizi menyarankan untuk menghindari lemak jenuh karena terkait dengan kolesterol tinggi dan risiko diabetes tipe 2.
Nektar Agave
Sirup agave atau nektar agave adalah pemanis yang diambil dari tumbuh-tumbuhan agave. Pemanis ini lebih manid daripada gula atau madu.
Agave pernah disarankan untuk menjadi pilihan alternatif pengganti gula. Kadar indek glikemik yang rendah dan tidak menyebabkan lonjakan mendadak gula darah (glukosa) membuatnya berbeda dibandingkan dengan gula putih.
Meski demikian, agave punya jenis pemanis lain, yakni fruktosa, seperti pada sirup jagung tinggi fruktosa.
Hasil penelitian di American Journal of Clinical Nutrition pada 30 Maret 2009, dan publikasi di jurnal yang sama pada 2007, menunjukkan bahwa makanan tinggi fruktosa berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung.
Tidak masalah pemanis mana yang Anda gunakan sesuai dengan berapa banyak yang Anda gunakan. "Gula adalah gula," kata Bellatti.
Antara putih dan kuning telur
Sebelumnya, beberapa ahli gizi menyarankan untuk menghindari konsumsi kuning telur. Hal itu terkait dengan potensi kenaikan kadar kolesterol dalam tubuh.
Penelitian pun semakin berkembang. Begitu juga analisis terkait telur. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bagi sebagian besar orang, makanan berkolesterol tak benar-benar berpengaruh pada kolekterol dalam darah. Maka, kecuali jika Anda memiliki kolesterol tinggi, alternatif konsumsi putih telur dapat dihilangkan.
Baca juga : Kaitan Antara Makanan yang Dikonsumsi dengan Mood Kita
Produk Rendah Lemak
Produk rendah lemak dipercaya bisa menjaga kesehatan dan menurunkan potensi kenaikan berat badan,
Namun, Harvard T.H. Chan School of Public Health pada Februari 2006 berkata sebaliknya. Percobaan selama delapan tahun yang melibatkan hampir 50.000 wanita mengungkapkan bahwa manfaat makanan rendah lemak sulit terjadi.
Saat setengah dari peserta menjalani diet rendah lemak, tak terjadi penurunan risiko kanker payudar, kanker koloraktal, atau penyakit jantung. Ditambah, mereka tidak banyak kehilangan berat badan.
Rekomendasi baru menunjukkan bahwa lemak sehat, seperti kacang, ikan, dan alpukat, sebenarnya baik untuk Anda dalam tahap yang cukup.
Granola
Belakangan, granola menjadi tren sarapan sehat karena kadungan seratnya yang tinggi. Granola terdiri dari oat, kacang-kacangan, dan buah kering. Penyajiannya bisa ditambah dengan minyak, madu, atau pemanis lain.
Meski kaya akan serat, pemanis yang digunakan pada granola bisa menurunkan manfaatnya. Satu porsisnya bisa berisi sekitar 600 kalori, atau jumlah yang sama dengan dua sandwich kalkun dan keju atau sekitar empat batang sereal.
Mentega almond atau almond butter
Mentega almond jauh lebih mahal, sekitar empat kali lipat dibandingkan dengan selai kacang biasa. Lalu, adakah manfaat lebih banyak dari mentega almond dibandingkan selai kacang?
"Bisa jadi selai kacang!" kata Bellatti. "Jika satu-satunya bahan adalah kacang dan garam, itu benar-benar bekerja. Masih ada protein, lemak sehat, dan vitamin E."
Multivitamin
Rutinitas tinggi pekerjaan kelas menengah perkotaan, menuntun tubuh tetap fit sepanjang hari. Asupan pil multivitamin untuk menunjuang kesehatan akhirnya menjadi tren. Namun, belum ada peneltian yang membenarkan tindakan tersebut.
Benar bahwa manusia tak bisa memproduksi semua kebutuhan vitaminnya sendiri. Tanpa vitamin A, C, dan E, misalnya, kita kesulitan mengubah makanan menjadi energi. Risiko pelunakan tulang atau rakitis dan penyakit kudis menjadi lebih tinggi.
Untuk lebih aman, berbagai macam vitamin dapat diperoleh dari berbagai makanan sehat seperti buah dan sayuran. Dengan demikian, pil dapat dihindari.
Roti Bebas Gluten
Beberapa produk kemasan roti mencantukan keterangan bebas gluten. Gluten sendiri merupakan protein jamak yang terkandung pada gandum hasil persilangan (Triticale) antara gandum biasa dan barley.
Bebas gluten hanya berguna bagi Anda yang mengalami penyakit celiac, yakni alergi makanan terhadap gluten. Mengnsumsi gluten pada pengidap celiac akan mengakibatkan perut kembung, sakit perut, diare, berat badan menurun, sering merasa kelelahan.
Namun, jika Anda tanpa celiac, jangan ragu mengunyak gluten. Makanan dengan biji-bijian utuh dapat menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
Baca juga : Inilah Makanan dan Minuman yang Dapat Membuat Anda Berumur Panjang
Susu Almond
Selain susu dari hewani, alternatif susu lainnya seperti susu almond dan susu kedelai telah banyak dikonsumsi. Sayangnya, susu almond hampir tanpa nutrisi.
Almond memang mengandung banyak protein. Namun, dalam segelas susu almond, kandungan almond hanya sekitar 2 persen, dan hampir tak mengandung protein. Kandungan vitamin di dalamnya merupakan hasil formulasi.
Jadi jika Anda mencari alternatif yang benar-benar sehat, pilih susu kedelai, skim, atau susu rendah lemak.
Detoks
Tubuh manusia telah dirancang untuk menyaring sebagian besar zat berbahaya. Mekanisme ini berjalan sepanjang waktu sehingga tak perlu mengonsumsi “jus pembersih” atau “teh detoks”.
Hati dan ginjal menjadi pemain ganda dalam membersihkan tubuh manusai. Ginjal akan menyaring darah dan membuang limbah makanan. Sedangkan hati berfungsi memproses obat-obatan dan mendetoksifikasi bahan kimia apa pun yang kita makan.
"Tidak ada produk yang mendetoksifikasi, juga tidak ada makanan yang mendetoksifikasi," kata Bellatti.
Garam Himalaya
Warna merah muda pada garam Himalaya datang dari hasil oksidasi besi. Kandungan lain dari garam Himalaya adalah sejumlah kecil kalsium, potassium, zat besi, dan magnesium, dan natrium fraksional lebih rendah dari pada garam meja biasa.
Lalu, apakah garam Himalaya lebih baik dari garam biasa? Bellatin menjawab garam Himalaya tetaplah garam pada umumnya.
"Ya, rona merah muda berasal dari mineral tapi isinya mendekati nol," kata Bellatti. "Tidak ada yang harus mencari mineral pada sesuatu seperti gula atau garam".
"Hanya karena itu garam kristal Himalaya, Anda tidak bisa hanya menggunakan lebih dari itu atau berpikir itu tidak akan memiliki efek yang sama seperti garam lainnya. Pahami bahwa itu masih garam," ujar Bellatti.
Air Kelpa
Meski air kelapa merupakan sumber potassium, vitamin, dan mineral lainnya, namun ini bukanlah obat ajaib yang dapat jadi pelepas dahaga sampai mengobati kanker.
Mengonsumsi segelas air dan beberapa potong buah segar, sama manfaatnya dengan minum air kelapa.
Minuman Olahraga
Terdapat anjuran untuk mengonsumsi air gula sebelum dan setelah berolahraga, seperti yang dapat dijumpai pada minuman olahraga.
Kenyataannya, para ilmuwan olahraga justru lebih merekomendasikan minum air putih dan makan atau minum 20 gram protein. Publikasi diNational Center for Biotechnology Information menunjukkan bahwa hal itu membantu rekondisi dan membangun otot.
Artikel ini sudah pernah tayang di kompas.com dengan judul 14 Makanan yang Dianggap Sehat Ini Ternyata Tak Terlalu Berpengaruh
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR