Daging mentah, yang selama ini dikatakan mudah dicerna, kaya nutrisi, dan makanan super untuk anjing dan kucing, ternyata sangat berbahaya. Bukan hanya bagi hewan peliharaan saja, tapi juga berbahaya untuk kita.
Sebuah survei mengenai produk daging mentah beku yang dijual di toko hewan dan supermarket di Belanda, menunjukkan adanya bakteri dan parasit dalam jumlah yang mengkhawatirkan.
Menurut studi yang dipublikasikan pada jurnal Vet Record, bakteri-bakteri yang dimaksud meliputi E.coli, Salmonella, dan Listeria yang bisa menyebabkan infeksi ringan hingga berat. Selain itu, ada juga parasit Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis dengan kerusakan otak dan mata.
“Jelas bahwa makanan berbasis daging mentah yang dijual di pasaran dapat terkontaminasi dengan berbagai patogen bakteri dan parasit zoonosis,” tulis para peneliti dalam studi tersebut.
(Baca juga: Kucing Mungkin Lebih Memilih Anda Ketimbang Makanan)
Patogen itu bisa membuat hewan peliharaan sakit. Namun, pengaruhnya lebih besar pada manusia yang memegang daging mentah. Atau pada mereka yang melakukan kontak dengan hewan peliharaannya yang mengonsumsi daging mentah penuh bakteri – misalnya saat anjing menjilat wajah atau tangan pemiliknya.
Dari 35 produk daging mentah yang dianalisis pada studi ini, 23% di antaranya, memiliki jejak E.coli yang berbahaya bagi manusia. Sementara, setengah dari produk tersebut terbukti memiliki Listeria. Satu dari lima produk juga mengandung Sallmonella.
(Baca juga: Jangan Pernah Beri 5 Jenis Makanan Ini Pada Anjing)
“Ini berbanding terbalik dengan makanan hewan kalengan yang kering dan tidak terlalu lembap. Dengan begitu, tidak rentan terkontaminasi dengan patogen,” kata peneliti.
“Penting untuk menyadarkan masyarakat tentang risiko pemberian dagiang mentah pada hewan. Pemilik hewan peliharaan perlu diedukasi tentang kebersihan dan bagaimana cara mengolah daging mentah,” tambahnya.
Selain risiko infeksi kuman, menurut peneliti, daging mentah juga tidak memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan peliharaan kita.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR