Dr Iadecola mengatakan jumlah dua sendok kecil garam yang dikonsumsi oleh warga Australia setiap harinya bisa mempengaruhi fungsi otak dalam jangka panjang.
Namun penurunan ini tidak akan secepat seperti yang mereka lihat di tikus, yang memang mendapatkan garam dalam kadar yang sangat tinggi.
"Tetapi barangkali dalam ukuran tahun dan bahkan puluhan tahun - dibandingkan pemberian beberapa bulan terhadap tikus - maka bahkan garam dalam kadar rendah akan memberikan dampak yang buruk." kata Dr Iadecola.
Apa yang dimakan akan berpengaruh
Dengan adanya pertalian bahwa pola makan kadar garam tinggi dengan penyakit seperti stroke dan dementia, pertanyaan dasarnya mengapa hal itu bisa terjadi?
Professor Bryce Vissel, Direktur Pusat Ilmu Syaraf di University of Technology Sydney, mengatakan penelitian terbaru ini dengan \'elegan\' menunjukkan bukti tingginya kadar garam mempengaruhi fungsi otak.
Baca juga: Mengenal Fenomena Lucid Dream, Saat Anda Sadar Sedang Bermimpi dan Bisa Mengontrolnya
"Ini menunjukkan bahwa hal yang mempengaruhi proses kekebalan di dalam usus, pada asalnya juga berpengaruh pada proses kekebalan di dalam otak." katanya.
Professor Vissel mengatakan temuan terbaru ini mengukuhkan pendapat bahwa apa yang terjadi dengan kita diakibatkan dari apa yang kita makan.
"Tidak diragukan lagi bahwa apa yang kita makan mempengaruhi pencernaan kita dalam beberapa hal." katanya.
"Perubahan dalam pencernaan ini kemudian mengakibatkan berbagai response dalam tubuh, misalnya terjadi pembengkakan, dan yang lainnya mempengaruhi kerja otak."
"Bagaimana hal ini kemudian menyebabkan dementia, belum kita ketahui, tetapi hubungan antara pembengkakan dengan perubahan fungsi otak sangat jelas." kata Profesor Vissel.
Artikel ini telah tayang di Australiaplus.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR